Garuda Indonesia Ajukan Restrukturisasi, Pengamat sebut Beban Utang
Jakarta, BusinessNews Indonesia – Sejumlah pihak menyoroti PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) yang berencana mengembalikan dan menegosiasikan puluhan pesawat kepada para lessor.
Alvin Lie, pemerhati penerbangan, menjelaskan mengenai rencana restrukturisasi yang telah disampaikan kepada para lessor. Menurutnya, Garuda akan mendorong anak usahanya yakni Citilink untuk menjalankan lebih banyak pesawat. Secara perlahan, hal ini akan membuat kapasitas bisnis Garuda bakal menyusut.
Ia menyebut bahwa pengembalian pesawat yang dilakukan Garuda hanya menghentikan beban keuangan masa depan tetapi tidak utang masa lalu.
“Tapi kalau dengan semakin sedikit pesawat dioperasikan, makin sedikit rute dilayani, semakin kecil penghasilan. Lessor dan kreditur juga akan menanyakan berapa lama pengembalian atau pelunasan hutang-hutangnya. Jadi, ini masih merupakan tantangan tersendiri enggak hanya Garuda tapi juga pemilik dari Garuda.” Jelasnya, dikutip dari Bisnis (22/9).
Baca juga: Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Terbang ke Papua selama PON
Karena hal tersebut, Alvin menyarankan agar pemilik saham harus terlibat untuk setidaknya menalangi pembayaran. Ia mengatakan bahwa minimal pada tahap awal agar hutang Garuda lancar. Ketika tak mampu menjamin kelancaran pembayaran hutang, maka menurutnya proposal restrukturisasi akan sulit diterima oleh lessor dan kreditur.
“Kalau gagal restrukturisasi ya kemungkinan PKPU jalan gugatan kepailitan. Apakah PKPU akan berhasil ini tantangan besar. Garuda (Indonesia) nggak mungkin dibiarkan sendirian. Paling nggak ada yang membantu menyuntikkan dana segar dan membayar tunggakan agar kewajiban Garuda menjadi lancar bukan tertunda lagi.” Tambahnya.
Pada keterangan lain, Andre Rahadian, Ketua Masyarakat Hukum Udara, memperkirakan Garuda akan berkonsentrasi ke pasar domestik dan regional.
“Kami melihat akan adanya Garuda yang lebih kecil dan akan bersaing di level domestik dan regional.” Ujarnya.
Ia berpendapat bahwa hutang sewa pesawat yang ditanggung Garuda masih memungkinkan untuk direstrukturisasi. Meski demikian hal itu bergantung pada proposal restrukturisasi yang ditawarkan. Proposal itu harus menjelaskan cicilan atau jaminan penggunaan pesawat kedepannya. (W/ZA)
Comments are closed.