Penerapan Budaya Digital Menjadikan Bisnis Lebih Optimal
BusinessNews Indonesia –Jikadigital hanya dijadikan sebagai pendukung atau support dalam proses bisnis, maka hasilnya akan biasa saja, bahkan gagal. Namun lain ceritanya bila digital diterapkan sebagai ebabler atau budaya yang inheren dalam suatu perusahaan atau organisasi, perkembangan bisnisnya akan lebih maksimal.
Hal ini menjadi high light dalam Webinar Series dengan tema “ DIGITAL CULTURE: Digital Culture For Sustainable Growth” yang diselenggarakan oleh Majalah First Indonesia, pada Kamis, (04/11/2021).
Webinar yang menghadirkan pembicara-pembicara yang kompeten dalam bidangnya ini berjalan lancar dan komunikatif dengan dihadiri kurang lebih 100 peserta (berbayar) dari pelbagai perusahaan BUMN, Swasta, dan umum.
Adapun pembicaranya antara lain Plt Direktur Politeknik Ketenagakerjaan Elviandi Rusdi, S.E., M.Hum., Ph.D, Rektor UNIVERSITAS INSAN CITA INDONESIA (UICI) Prof. Dr. Laode Masihu Kamaludin. Msc, M.Eng, Dewan TIK Nasional (WANTIKNAS), Dr. Ir. Ashwin Sasongko, Founder FHCI (Forum Human Capital Indonesia) Ir. Achmad Purwono, MBA, Vice President Business Support PT Badak NGL Feri Sulistyo Nugroho, dan Direktur Operasi & Produksi PT Pupuk Sriwidjaja Indonesia (PUSRI) Filius Yuliandi.
Dalam sambutannya penyelenggara webinar DIGITAL CULTURE ini mengungkapkan bahwa setidaknya ada enam alasan kenapa kegiatan ini diselenggarakan. Pertama, sebagai langkah sosialisasi pentingnya Digital Culture dengan pilar dasarnya : DIGITAL LITERACY, DIGITAL TALENT dan DIGITAL LEADERSHIP. Ini semua berfungsi untuk memperkuat daya saing dan kinerja bisnis berbasis Teknologi Internet.
Kedua, sebagai upaya sama-sama memperbaiki kondisi lingkungan bisnis dan sosial ekonomi di perusahaan-perusahaan BUMN, BUMD dan Swasta Nasional agar sama-sama berkembang optimal sebagaimana yang dicita-citakan. Ketiga, mendorong secara masif pertumbuhan ekonomi yang lebih efektif, strategik, dan inovatif berbasis digital di Era Society 5.0. Keempat, menekankan efisiensi waktu kerja agak revenue meningkat.
Kelima, mendorong terjadinya integrasi antar lini bisnis agak peningkatan daya saing lebih optimal, yang akhirnya kualitas ekonomi meningkat. Keenam, sama-sama berperan memperbaiki kondisi bisnis agar semua pihak berkembang optimal dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Menurut Achmad Purwono mengatakan bahwa upaya sinergi antar berbagai lembaga atau divisi dalam penerapan budaya digiatal dalam sebuah perusahaan itu sangat penting, bahkan wajib. Sebab dunia digital itu sangat cepat perubahannya. Maka diperlukan sumber daya manusia yang selalu adaptif terhadap perkembangan dan perubahan masa. Hal ini untuk menyeimbangkan antara perubahan teknologi dengan bisnis perusahaan.
“Bahkan bisa dikatakan perubahan dunia digital atau TI itu secepat kilat. Karena prinsipnya, apa yang sudah kita pakai saat ini itu sudah termasuk kuno,” ujar peria yang biasa disapa pak Pungki ini.
Maka wajar bila berbagai perusahaan saat ini lebih memilih kalangan milenial dan generasi Z sebagai karyawannya. Salah satu tujuannya tak lain adalah untuk mempercepat transformasi dan inovasi juga adaptif terhadap perubahan teknologi. Hal ini diungkapkan oleh Filius Yuliandi selakuk Direktur Operasi & Produksi PUSRI.
“Di PUSRI, 70 persen karyawannya adalah milenial. Jadi sangat mudah dalam berinovasi apalagi menerapkan digitalisasi yang dilakukan perusahaan,” ujarnya ketika memaparkan materi diskusinya.
Lebih dari itu, ia menjelaskan kalau saat ini PUSRI tak hanya fokus pada jualan produk konvensional, namun juga produk turunan hasil pengembangan. Yang tujuannya bisnis utamanya tetap survive dalam masa apapun dan kapanpun.
“Sekarang PUSRI tidak hanya menjual Pupuk, melainkan sudah menjual solusi. Misalnya membantu petani mengetahui apakah tanahnya masih subur atau tidak. Membantu petani dalam masalah keuangan, masalah kesehatan, dan seterusnya,” terangnya.
Senada dengan Filius, Feri Sulistyo Nugroho selaku Vice President Business Support PT Badak NGL menjelaskan bahwa perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki PHE (Pertamina Hulu Energi) ini lebih mengutamakan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Baca juga: Pengujung Paviliun Indonesia Expo 2020 Dubai Serbu Nasi Padang
“Yang kami miliki hanya SDM, maka yang kami fokuskan adalah bagaimana mengembangkan karyawan kami, selain infrastruktur IT,” ungkapnya sambil menegaskan kalau perusahaannya ini sudah beroperasi lebih dari 40 tahun lamanya di bidang gas yang berpusat di Bontang, Kalimantan Timur.
Perusahaan yang melayani kebutuhan gas di Asia Tenggara ini gencar melakukan transformasi dan inovasi digital. Tujuannya tak lain adalah untuk efisiensi dan percepatan proses bisnis.
Baca juga: Dukung UMKM, SUCOFINDO Berikan Sertifikasi Pasar Rakyat ke PD Pasar Jaya
“Bahkan saat ini kami (Badak NGL) sudah mengimlementasikan semua proses bisnisnya bisa diakses via HP. Ini sangat cepat dan efisien dalam bekerja sesuai target. Juga lebih cepat dalam mengambil keputusan bagi direksi,” tegasnya. (AS/businessnews.co.id)
Comments are closed.