NCC 2024

PPnBM Dongkrak Pertumbuhan Industri Logam Nasional

Jakarta, BusinessNews Indonesia – Industri logam dasar pada semester I/2021 mampu tumbuh sebesar 18 persen. hal tersebut diungkapkan oleh Asosiasi Produsen Baja Ringan Indonesia (APBRI).

Benny Lau, Ketua APBRI, mengungkapkan bahwa semester I/2021 menjadi momentum industri baja nasional dalam meningkatkan produksi dan ekspor baja ringan. Diketahui, sektor industri logam dasar mengalami pertumbuhan sebesar 18,03 persen. Hal ini  pada karena didukung peningkatan produksi besi, baja dan bahan baku logam lainnya.

“Peningkatan ini cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya tercatat sebesar 2,76 persen”. Ungkapnya, dikutip dari Antara (14/9).

Di sisi lain, pertumbuhan turut diiringi peningkatan utilisasi dari 51,2 persen pada awal 2021 menjadi 79,93 persen pada pertengahan tahun ini. Sejumlah kebijakan pemerintah terbukti mampu mendongkrak pertumbuhan sektor industri logam. Kebijakan tersebut di antaranya relaksasi tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang diberikan untuk sektor otomotif di dalam negeri.

Asosiasi Baja Ringan dan Atap Ringan Indonesia (Asbarindo) mengungkapkan insentif PPnBM mampu mendongkrak pertumbuhan sektor industri alat angkut pada semester I/2021. Pertumbuhannya bahkan mencapai 45,7 persen.

“Dalam proses manufakturnya, industri otomotif melibatkan ribuan tenaga kerja dan ratusan perusahaan terkait. Dari tier I, II, dan III yang juga menyerap produk baja dalam negeri untuk bahan baku produksi”. Kata Dwi Sudaryono, Ketua Asbarindo.

Peningkatan impor besi dan baja juga diimbangi peningkatan ekspor yang signifikan. Tercatat  neraca perdagangan produk intermediate baja yang berada pada Pos HS 7208-7229 surplus US$1,7 miliar.

Bahkan, ketika ditambahkan dengan neraca perdagangan produk turunan baja pada HS 73, maka mengalami surplus US$2,7 miliar. Jumlah ini meroket lebih dari 1.500 persen dibanding periode yang sama tahun lalu di level US$117.000.

Sementara itu, Perkumpulan Seluruh Industri Baja Ringan Indonesia (Persibri) menilai kinerja perdagangan tersebut dipengaruhi sejumlah kebijakan yang diberikan pemerintah. Kebijakan tersebut seperti pengendalian berbasis penawaran dan permintaan, hingga fasilitas harga gas tertentu khusus sektor industri baja nasional. (W/ZA)

Comments are closed.