Neraca Perdagangan Maret Catatkan Surplus US$ 1,57 miliar
Jakarta, BusinessNews Indonesia – Neraca perdagangan Indonesia terus melanjutkan tren surplusnya di tengah pamdemi Covid-19. Berdasarkan data, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada Maret ini mencapai surplus US$ 1,57 miliar.
Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengungkapkan bahwa hal tersebut mencerminkan konsistensi secara bulanan sejak Mei tahun lalu.
“Bagus sekali tentu (terhadap pemulihan ekonomi),” kata dia, dikutip dari Bisnis (16/4).
Susi menerangkan bahwa berdasarkan data BPS total ekspor selama Bulan Maret tumbuh signifikan secara bulanan (month to month/mom) yang mencapai 20,31 persen. Selain itu, ketika dilihat secara tahunan maka bertumbuh sebesar 30,47 persen.
Ekspor nonmigas mencapai US$17,44 miliar dan jadi yang tertinggi sepanjang 2019-2021. Kenaikan ini masih didominasi dua komoditas utama yaitu minyak sawit mentah (45,35 persen) dan batubara/tambang (8,40 persen) yang dipicu oleh tingginya harga komoditas di global market.
Baca juga: BTN Catat Peningkatan Penyaluran KPR bersubsidi
Baca juga: Menteri BUMN Resmikan VLCC PERTAMINA PRIDE, Tanker Raksasa Siap Salurkan Energi
China masih menjadi negara tujuan utama dengan 21,36 persen dan merupakan kenaikan tertinggi mencapai 62,98 persen dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy). Dilihat secara sektoral, industri pengolahan berkontribusi 79,66 persen atau naik tertinggi 18,06 persen yoy.
Sementara itu, untuk impor total pada Maret tumbuh cukup tinggi mencapai 26,55 persen mom dan 25,73 persen yoy. Secara rinci, impor nonmigas turut menjadi yang tertinggi sepanjang 2019-2021 mencapai US$14,50 miliar.
Kenaikan jumlah tersebut didominasi komoditas mesin dan peralatan mencapai 14,53 persen atau naik 16,24 persen mom.
Hal tersebut, kata Susi, menggambarkan barang modal yang mulai masuk untuk kegiatan proses produksi. China masih mendominasi asal barang impor yang mencapai 31,48 persen dari total impot atau 35,12 persen yoy
“Secara golongan penggunaan barang, impor Bahan Baku dan Barang Modal masih mendominasi sebesar 90,67 persen dari total impor,” terangnya. (W/ZA)
Baca juga: Optimalkan Layanan Digital, CIMB Niaga Perkuat OCTO Mobile Jadi Super App
Comments are closed.