NCC 2024

Inilah Tanda Suatu Negara Mengalami Resesi, Bagaimana dengan Indonesia?

BusinessNews Indonesia – Hingga saat ini pemberitaan tentang resesi ekonomi semakin heboh. Ditambah lagi dua negara tetangga yakni Singapura dan Filipina telah mengumumkan resesi. Hal ini terjadi karena pandemi virus corona belum menghilang, sehingga berdampak signifikan pada sektor ekonomi. Lantas apa sebenarnya resesi itu?

Dikutip dari kompas.com resesi secara sederhana merupakan sebuah kondisi di mana terjadi penurunan di segala sektor ekonomi selama beberapa kuartal. Ada juga yang mendefinisikan secara spesifik seperti Ekonom Julius Shiskin (1974) yang menyebut bahwa negara disebut mengalami resesi apabila Produk Domestik Bruto (PDB) turun selama 2 kuartal berturut-turut.

Tak hanya itu, ternyata turunnya angka PDB itu bukan satu-satunya indikator suatu negara sudah terserang gelombang resesi.

Shiskin menyebut ada 6 indikator untuk mengetahui apakah resesi sudah terjadi di suatu negara.

Keenam indikator tersebut adalah sebagai berikut:

 1. Penurunan produk nasional bruto (PDB) selama 2 kuartal berturut-turut;

2. Penurunan PDB sebanyak 1,5 persen;

3. Penurunan kegiatan manufaktur selama periode 6 bulan;

 4. Penurunan pekerjaan non-pertanian sebesar 1,5 persen;

5. Menurunnya jumlah lapangan kerja di lebih dari 75 persen industri selama 6 bulan atau lebih;

6. Peningkatan angka pengangguran sebanyak 2 poin, minimal di angka 6 persen.

Sementara Pendapat berbeda disebutkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang menyebut bahwa resesi dihitung berdasarkan year on year [YoY] bukan quarter to quarter [QtQ]/kuartal ke kuartal.

Dalam kasus Indonesia misalnya,  dilihat secara kuartal ke kuartal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar minus 2,41 persen. Kemudian pada kuartal II-2020 pertumbuhan ekonomi nasional minus 4,19 persen, sehingga banyak pihak yang menyebut Indonesia mengalami resesi.

Namun Sri Mulyani mengungkapkan bahwa saat ini secara teknis Indonesia belum masuk pada resesi.

“Sebetulnya kalau dilihat secara year on year [yoy], belum [resesi secara teknikal] karena ini pertama kali Indonesia mengalami kontraksi,” katanya dalam konferensi pers daring bersama KSSK, Rabu (5/8/2020).

Dengan  terkontraksinya pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 tersebut, Sri Mulyani pun berkomitmen untuk menjaga perekonomian nasional pada kuartal berikutnya, agar terhindar dari zona negatif. Sehingga Indonesia tidak masuk ke fase resesi. (Ed.ZA/BusinessNews/kompas)

Comments are closed.