NCC 2024

PHE Kelola Blok Masela, Diyakini Mampu Gerakkan Ekonomi KTI

Jakarta, Businessnews.co.id – Pengelolaan lapangan abadi di Blok Masela oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai bagian dari Upstream Subholding Pertamina diyakini akan berdampak positif terhadap perekonomian kawasan timur Indonesia (KTI).

Pengamat ekonomi pembangunan dari Universitas Pattimura Ambon, Izaac Tonny Matitaputty, menyatakan bahwa eksplorasi sumber daya alam, terutama dengan keterlibatan PHE di pengelolaan Blok Masela yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menggerakkan roda ekonomi di wilayah tersebut.

Izaac berkeyakinan bahwa kehadiran PHE di Blok Masela akan berkontribusi pada meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan pengelolaan yang baik, ketimpangan, pengangguran, dan kemiskinan di wilayah tersebut diharapkan dapat ditekan. PHE sebagai BUMN Pertamina turut hadir dalam pengelolaan Blok Masela

Pentingnya perhatian terhadap daerah, terutama dalam hal partisipasi lokal dan penyerapan tenaga kerja lokal, juga disoroti oleh Izaac. Contohnya, jasa katering untuk karyawan di Blok Masela dapat diberikan kepada UMKM lokal untuk mempengaruhi dampak ekonomi yang lebih luas, termasuk pasokan bahan baku dari sumber-sumber lokal. Dengan demikian, seluruh wilayah akan merasakan dampak positifnya.

Selain itu, kehadiran Pertamina di Blok Masela akan membawa berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk masyarakat setempat. Melalui program CSR ini, Izaac percaya bahwa efek domino akan semakin besar dan berkontribusi dalam percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

“Saya yakin, karena BUMN Pertamina turut hadir dalam pengelolaan Blok Masela. roda ekonomi akan bergerak,” ungkapnya.

Pada tanggal 25 Juli 2023, Pertamina melalui Subholding Upstream Pertamina bersama Petronas dipastikan mengambil alih 35 persen saham Shell Upstream Overseas Services Limited (SUOS) di Blok Masela. Dalam kesepakatan tersebut, PHE akan memiliki porsi saham sebesar 20 persen, sementara Petronas memiliki 15 persen.

Comments are closed.