NCC 2024

Dorong Transisi Enegeri dan Dekarbonisasi, Pertamina Pastikan Tak Bergantung pada JETP

Jakarta, Businessnews.co.id PT Pertamina (Persero) memberikan tanggapan terhadap pernyataan pemerintah melalui Kementerian ESDM yang menyatakan bahwa proyek teknologi penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS) tidak termasuk dalam skema pendanaan transisi energi Just Energy Transition Partnership (JETP).

Sebelumnya, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, telah menyatakan bahwa proyek CCS/CCUS tidak dimasukkan dalam skema pendanaan JETP sejak awal. Namun, proyek tersebut masuk ke dalam skema Asia Zero Emission Community (AZEC).

AZEC (Asian-Zug Initiative for Energy Transition and Decarbonization) adalah inisiatif yang diinisiasi oleh Indonesia dan Jepang pada sela acara KTT G20 Bali 2022. Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong transisi energi dan dekarbonisasi di kawasan Asia.

Sebagai bagian dari inisiatif AZEC, Indonesia mendapatkan prioritas pertama dalam pendanaan sebesar US$ 500 juta. Dana ini ditujukan untuk mengimplementasikan program transisi energi di Indonesia dan memperluas kerja sama serta inisiatif dekarbonisasi antara sektor publik dan swasta.

Dengan pendanaan ini, Indonesia berencana untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan biomassa. Selain itu, program ini juga akan mendukung pengembangan infrastruktur energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam inisiatif AZEC akan memungkinkan Indonesia untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca. Melalui kolaborasi ini, Indonesia berharap dapat meningkatkan aksesibilitas, keberlanjutan, dan efisiensi energi di negara tersebut.

Selain Indonesia, inisiatif AZEC juga melibatkan negara-negara lain di kawasan Asia untuk bekerja sama dalam transisi energi dan dekarbonisasi. Dengan demikian, diharapkan bahwa inisiatif AZEC dapat berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim.

Beberapa proyek dekarbonisasi yang akan didukung melalui mekanisme AZEC secara bilateral antara Jepang dengan negara mitra dibagi dalam area kerja sama energi terbarukan, ammonia, hidrogen, CCUS, dan sistem kelistrikan.

Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menganggap, program JETP masih berfokus pada proyek transisi energi dan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Pertamina pun tak khawatir apabila proyek CCS/CCUS tidak mendapat pendanaan dari JETP. Pertamina masih bisa mencari berbagai sumber pendanaan lain untuk proyek tersebut, termasuk proyek-proyek terkait energi terbarukan lainnya yang digarap perusahaan pelat merah ini.

“Kami tentu mengikuti kebijakan Kementerian ESDM. Untuk pendanaan, kami bisa pakai dari beberapa sumber lain,” ungkapnya, Selasa (27/6).

Asal tahu saja, dengan adanya program JETP, Indonesia dan sejumlah mitra akan memobilisasi dana US$ 20 miliar atau setara Rp 300 triliun dalam waktu 3-5 tahun mendatang guna mendukung transisi energi.

Sebagai gambaran, Kementerian ESDM menyebut bahwa dari US$ 20 miliar tersebut, sebanyak US$ 160 juta di antaranya merupakan dana hibah, lalu sekitar US$ 160 juta merupakan dana bantuan teknis, dan US$ 10 miliar merupakan pinjaman komersial.

Comments are closed.