Dibuka Melemah, IHSG dan Rupiah Dibayangi Inflasi dan Ancaman Resesi
Jakarta, Businessnews.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pembukaan perdagangan Rabu (29/6/2022) dibuka melemah 23,33 poin atau 0,33 persen ke posisi 6.973,13.
Sementara Rupiah pagi ini bergerak melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.850 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.831 per dolar AS.
Indeks kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,57 poin atau 0,45 persen ke posisi 1.003,06.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 297,63 poin atau 1,1 persen ke 26.751,84, indeks Hang Seng turun 199,85 poin atau 0,89 persen ke 22.219,12, dan indeks Straits Times meningkat 4,37 poin atau 0,14 persen ke 3.144,58.
Adapun rupiah pada Selasa (28/6/2022) ditutup melemah 34 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp14.831 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.797 per dolar AS.
Pelemahan indeks saham dan nilai tukar dinilai sebagai kekhawatiran di pasar keuangan akibat ancaman resesi dan sentimen inflasi, serta kebijakan suku bunga The Fed. Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu mengatakan investor masih mencermati dampak panjang dari inflasi global serta kebijakan suku bunga.
Investor diperkirakan juga mengantisipasi data inflasi Indonesia menjelang akhir pekan nanti. Merespons pelemahan bursa global dan masih minimnya sentimen dari dalam negeri, IHSG berpeluang melanjutkan pelemahan di kisaran 6.911-7.059.
Sementara pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan isu resesi mengemuka di kalangan pelaku pasar yang mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko.
“Dengan semakin banyaknya bank sentral dunia yang mengetatkan kebijakan moneternya, pasar mengkhawatirkan permintaan akan tertekan, pertumbuhan ekonomi melemah dan memicu resesi,” ujar Ariston dikutip dari ANTARA.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah ke arah Rp14.860 per dolar AS dengan potensi support di level Rp14.800 per dolar AS.
Di bursa ekuitas AS, ditutup melemah setelah rilis data ekonomi yang di bawah estimasi. Indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 98,7 dari sebelumnya 103,2 dan di bawah dari estimasi konsensus.
Data yang lemah seiring peluang resesi yang meningkat setelah The Fed mencoba untuk memerangi lonjakan inflasi dengan kenaikan suku bunga yang agresif.
Dari komoditas, harga minyak mentah menguat, dengan Minyak Brent menguat 1,7 persen ke 116,99 dolar AS per barel. Sedangkan minyak WTI AS naik 1,6 persen ke level 111,36 dolar AS per barel.
Penguatan seiring produsen minyak Arab Saudi dan Uni Emirates Arab yang tampaknya tidak akan sanggup mendongkrak produksi secara signifikan. Sementara ketidakpastian politik di Libya dan Ekuador menambah kekhawatiran pasokan.
Baca Juga: Euro Kembali Naik Jelang Rilis Data Inflasi Eropa
Comments are closed.