NCC 2024

Siap Jadi Digital Telco Kelas Dunia,Begini Strategi Telkom

BusinessNews Indonesia – Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Ririek Adriansyah memaparkan lima strategi Telkom untuk memantapkan langkahnya menjadi digital telco company kelas dunia. Strategi itu dikenal dengan five bold moves.

Salah satu strategi utamanya pada November 2021 lalu telah berhasil direalisasikan, yakni unlocking bisnis menara telekomunikasi melalui aksi korporasi penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Mitratel di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mitratel berhasil meraup dana Rp 18,8 triliun dari aksi korporasi ini, di mana 90% di antaranya digunakan untuk belanja modal demi mengembangkan bisnis Mitratel.

“Strategi ini kita harapkan memberikan sumber-sumber pertumbuhan baru nantinya. Mitratrel selama ini juga sudah banyak mengakuisis tower (menara telekomunikasi) dari operator lain maupun tower Telkomsel,” ungkap Ririek dalam acara focus group discussion (FGD) yang digelar Telkom, di Yogyakarta, Rabu (8/6).

Fokus berikutnya adalah unlocking bisnis data centerData center yang saat ini masih tersebar nantinya akan dikonsolidasikan

“Data center kita ini ada di beberapa tempat. Jadi kita ada di Sigma, ada di Telkom, dan juga ada di Telin di Singapura dan di Hong Kong. Kita sekarang sedang berusaha mengonsolidasikan semua itu menjadi di bawah satu perusahaan, namanya PT Telkom Data Center. Nantinya perusahaan ini juga akan melakukan partnership dengan pihak-pihak lain untuk mengembangkan data center di Indonesia maupun di luar negeri,” jelas Ririek.

Selanjutnya, menginisiasi integrasi bisnis broadband (fixed mobile convergence/FMC). Dalam inisiatif ini, Telkom ingin menyatukan antara fixed broadband dengan mobile yang sama-sama menyediakan layanan data.

“Sekarang ini kadang di luar pakai Telkomsel, lalu di rumah pakai WiFi. Ini yang kami yakini bisa optimal lagi kalau pengelolanya itu satu, sehingga nantinya bisa disinergikan lebih erat, bisa menghindari kanibalisasi antara keduanya,” ujar Ririek.

Strategi keempat yaitu penguatan bisnis B2B IT Services. Dari yang sebelumnya sekedar menjual layanan data atau telekomunikasi, Telkom kini banyak menjual solusi-solusi berbasis IT, baik kepada pemerintah, BUMN maupun swasta. Selanjutnya percepatan bisnis digital secara terstruktur melalui pembentukan Digital Company (DigiCo). Di Telkomsel sendiri, ada empat bisnis digital yang sudah berjalan yakni di bidang pendidikan, kesehatan, gim, dan video.

PT Telkomsel Ekosistem Digital belum lama ini juga memperkenalkan logo dan brand perusahaan yang diberi nama Indico, anak perusahaan Telkomsel yang akan menjadi holding company bagi bisnis vertikal di sektor digital. Sektor health-tech dan edu-tech menjadi dua sektor utama yang telah dikembangkan oleh Indico, seiring bergabungnya pengelolaan bisnis aplikasi Kuncie dan Fita.

Indico juga baru saja melakukan pengembangan di sektor gaming melalui pendirian Majamojo, perusahaan joint venture (JV) bersama PT Aplikasi Multimedia Anak Bangsa milik GoTo Group, dengan fokus bisnis sebagai game publisher. Selain ketiga sektor tersebut, Indico juga membuka kesempatan untuk memperluas portofolio bisnis vertikal ke lebih banyak sektor industri lainnya.

Ririek menambahkan perbedaan fokus bisnis antara Telkom dan Telkomsel yang menjadi arahan Menteri BUMN Erick Thohir, di mana Telkom akan fokus pada B2B (business-to-business), sementara Telkomsel akan fokus ke B2C (business-to-customer).

“Ini semua yang kita dorong, sehingga kita harapkan Telkom ini dapat mencapai dua hal. Pertama valuasinya terus naik, harga sahamnya terus naik. Yang kedua, income-nya juga terus bertumbuh,” ucap Ririek.

(TN)

 

Comments are closed.