NCC 2024

Covid-19 Semakin Membuat Ekonomi Inggris Terpuruk

Bussnews.id – Perekonomian Inggris semakin terpuruk akibat menyusul diberlakukannya lockdown. COVID-19 membuat pinjaman pemerintah Inggris naik dan pemerintah semakin ditekan untuk menyusun strategi keluar dari krisis virus corona ini.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang baru pulang dari rumah sakit setelah terkena COVID-19, menghadapi kritik dari politikus oposisi dan sejumlah epidemologis karena dianggap terlalu lamban dalam merespon wabah virus corona.

Dikutip dari reuters.com, jumlah pasien virus corona yang meninggal di Inggris tercatat 18.738 orang. Para menteri di Inggris bekerja keras menggelar dilakukannya tes massal virus corona dan membuat program melacak jejak demi mengurangi penyebaran virus corona. Inggris telah melakukan sejumlah kebijakan, namun ini semua berdampak pada sektor ekonomi Inggris.

Para menteri tertatih menjelaskan tingginya angka kematian di Inggris akibat virus corona, terbatasnya tes virus corona dan kekurangan alat perlindungan diri bagi tim medis (APD). Kenyataan itu telah menciderai sektor dalam negeri Inggris sebagai negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia.

“Kami sedang mengalami kontraksi ekonomi yang lebih cepat dan dalam dalam 100 tahun terakhir atau mungkin dalam 7 abad terakhir,” kata Jan Vlieghe, pengatur suku bunga dari Bank Sentral Inggris.

Rencananya Inggris akan menerbitkan surat utang negara senilai 180 miliar GBP paa Mei dan Juli 2020. Utang Inggris saat ini sudah melebihi ambang batas sebanyak US$ 2,5 triliun. Pinjaman bersih di sektor publik bisa mencapai 14 persen dari GDP pada tahun ini atau terbesar dalam setahun sejak Perang Dunia II.

Pemerintah Inggris belum mempublikasi strategi untuk melepaskan diri dari kondisi ini. Sedangkan Deutsche Bank berpandangan terbatasnya kapasitas tes virus corona adalah permasalahannya. Menanggapi kritik ini, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, berjanji akan melakukan tes virus corona pada 100 ribu orang per hari sampai akhir April 2020. (RB)

Comments are closed.