“Namun, investor seperti tetap berhati-hati akan potensi yang bisa terjadi,” kata Ibrahim kepada CNNIndonesia.com. Dari dalam negeri, Ibrahim menduga penguatan rupiah berasal dari data ekspor yang turun tipis 0,2 persen. Sementara impor turun 0,75 persen.
“Ini lebih landai dari konsensus pasar yang mencapai minus 8,24 persen,” ujarnya. (RB)
Comments are closed.