Jakarta, businessnews.co.id – Dunia bisnis saat ini bergerak cepat. Perubahan regulasi, risiko pasar, dan tekanan dari berbagai arah menuntut perusahaan untuk mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat. Di sinilah teknologi mulai memainkan peran penting khususnya kecerdasan buatan (AI).
Dalam Workshop dan Demo Eksklusif bertajuk “Analisis Data Berbasis AI: Mengubah Data menjadi Keputusan Strategis dalam Kerangka GRC & BJR”, yang digelar di The Tribrata Dharmawangsa Jakarta (23/07), para peserta diajak melihat langsung bagaimana AI bisa membantu perusahaan menjadi lebih adaptif dan cerdas dalam pengambilan keputusan.
Salah satu pembicara utama adalah Doni Muhardiansyah, Ketua Umum Forum Manajemen Risiko BUMN (2018–2024) dan Senior Advisor GRC. Dalam sesi bertajuk “Effective Implementation of BJR Principle-Based GRC Framework with AI Solution”, Doni menjelaskan bahwa AI bisa menjadi “partner strategis” bagi pengambil keputusan di era modern.
Menurut Doni, kombinasi antara AI, prinsip Business Judgment Rule (BJR), dan kerangka kerja Governance, Risk, and Compliance (GRC) dapat membawa perubahan besar dalam tata kelola perusahaan.
“AI itu bukan sekadar teknologi pintar. Ia bisa bantu kita membaca pola tersembunyi dari data, melihat risiko lebih awal, dan menyusun strategi dengan dasar yang kuat dan bertanggung jawab,” jelas Doni.
Tak hanya mendengarkan teori, peserta workshop juga mendapat kesempatan melihat demo langsung teknologi AI yang dikembangkan khusus untuk GRC dan BJR. Dalam sesi ini, peserta bisa melihat bagaimana AI mendeteksi potensi risiko sejak dini, memberikan warning terhadap pelanggaran tata Kelola, memberikan rekomendasi berbasis data, menampilkan visualisasi dampak risiko secara real-time.
Beberapa peserta bahkan mencoba langsung simulasi pengambilan keputusan berbasis data, yang memperlihatkan bagaimana AI bisa mempercepat sekaligus mengefisienkan proses yang biasanya memakan waktu lama.
Dalam penekanan khususnya, Doni menyebut bahwa transformasi digital bukan hanya soal adopsi teknologi. Lebih penting dari itu adalah perubahan budaya organisasi. “AI itu powerful, tapi kalau tidak dibarengi dengan budaya pengambilan keputusan yang transparan, akuntabel, dan etis, hasilnya tidak akan optimal,” ujarnya.
Doni menekankan pentingnya pelatihan, pembiasaan prinsip BJR, serta pemahaman GRC yang kuat di semua level organisasi mulai dari manajemen atas hingga tim operasional.
Workshop ini juga menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor bisa menciptakan dampak besar. BusinessNews Indonesia, sebagai media bisnis yang aktif mengangkat isu-isu tata kelola dan risiko, berkolaborasi dengan dua perusahaan teknologi terdepan yaitu Nebula dan Volantis untuk menghadirkan solusi yang bisa langsung dirasakan manfaatnya.
Menutup sesinya, Doni menyampaikan harapan agar prinsip BJR-GRC yang ditopang oleh AI bisa menjadi praktik umum di lingkungan BUMN dan korporasi Indonesia. “Kita perlu kerangka kerja yang cerdas, adaptif, dan tetap berakar pada etika serta hukum. AI bukan sekadar tren, tapi alat bantu penting untuk menjaga keberlanjutan bisnis,” tutupnya.
Acara ini membuka mata banyak peserta tentang pentingnya data dan teknologi dalam pengambilan keputusan strategis. Harapannya, semakin banyak perusahaan yang siap menyambut era baru di mana keputusan bisnis tidak hanya cepat dan canggih, tetapi juga berbasis data, akuntabel, dan etis.
Comments are closed.