Tiga Prinsip Utama dalam Menjalankan Tata Kelola dengan Teknologi
BusinessNews Indonesia – Dalam menjalankan tata Kelola yang baik dalam bisnis perusahaan, terdapat tiga prinsip utama yang berkaitan dengan teknologi. 3 prinsip tersebut menjadi penting untuk keberlangsungan bisnis di era yang serba digital ini.
“Terdapat tiga prinsip utama dalam menjalankan tata kelola dengan teknologi yaitu memahami risiko dan bahaya AI, mempersiapkan manusia untuk memanfaatkan AI, serta menjaga fleksibilitas dan kelincahan,” kata Eddy Iskandar selaku Senior Partner MMU Counsulting for HC, GRC & ESG di acara workshop dan seminar terkait Implementasi GRC & ESG Mendukung Business Judgement Rule UU BUMN & UU PT di Hotel Aston, Palembang, pada Kamis (23/01/2025).
Sealin tiga prinsip tersebut, Eddy juga menjalsakan terdapat tiga paradigma dalam menerapkan GRC & ESG yang efektif yaitu pikiran sadar seperti pengetahuan buku dan kemampuan untuk mengulang informasi, pikiran bawah sadar seperti paradigma pemrograman genetik dan lingkungan, serta tubuh seperti tindakan dan hasil yang dikendalikan oleh paradigma.
GRC dan ESG yang terintegrasi merupakan suatu sistem yang menjamin berlangsungnya proses check and balance serta prinsip kehati-hatian dalam mentatakelolakan seluruh aktivitas organisasi berdasarkan manajemen risiko dan Business Judgement Rule (BJR) yang sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Selain itu juga perlu dilandasi dengan etika bisnis, sosial dan lingkungan agar tidak terjadi penyalahgunaan (misconduct) dan salah kelola (mismanagement) terhadap aset organisasi, lingkungan dan sosial. Tujuanya adalah supaya mampu menghasilkan outcome berupa nilai tambah yang maksimal bagi organisasi, masyarakat dan lingkungan yang meningkat secara berkesinambungan dalam jangka panjang.
Dalam paparannya, Eddy juga menekankan bahwa ketiga komponen kehidupan seperti orang, keuntungan, dan planet itu sangat penting. Terlebih pelaku bisnis juga harus menekankan pentingnya undang-undang pengambilan keputusan bisnis, yang memberikan perlindungan pemahaman hukum bagi direksi saat membuat keputusan bisnis.
“Keputusan yang dibuat dengan kehati-hatian dan niat baik akan melindungi, meskipun mungkin menimbulkan kerugian. Unilever, yang telah menunjukkan kemajuan besar sebagai hasil dari praktik integritas tingginya, adalah salah satu contoh yang diberikan sebagai perusahaan yang berhasil melaksanakan ESG”, terang Eddy.
Ia mengatakan beberapa tanda integritas adalah amanah, mahir, setia, fleksibel, dan bekerja sama. Eddy juga mengingatkan bahwa doa adalah bagian penting dari integritas dan pengembangan diri selain berusaha. Dalam hal ini, ia mengajak peserta untuk merefleksikan diri, memperkuat kepercayaan dan identitas diri mereka, dan menjaga kesehatan mental mereka untuk membuat keputusan yang baik.
Dalam diskusinya, Eddy juga menekankan betapa pentingnya pemikiran positif untuk menjalani hidup dengan lebih baik, yang mencakup aspek psikologis dan spiritual, agar seseorang dapat menjalani hidup dengan lebih baik. “Pemikiran positif memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan seseorang”, tutup Eddy.
Comments are closed.