BusinessNews Indonesia – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) terus menunjukkan performa gemilang sepanjang tahun 2024. Hingga September, total premi bruto konsolidasian tercatat mencapai Rp6,8 triliun, meningkat signifikan sebesar 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kinerja ini didorong oleh kontribusi besar dari sektor Fire & Property, Engineering, dan Marine Hull.
Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat, menjelaskan dalam acara Public Expose pada Rabu (4/12/2024), bahwa pencapaian ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi asuransi umum terbaik di Indonesia. “Sejalan dengan strategi tersebut, dalam pengembangan bisnis, Tugu Insurance terus berupaya untuk menyediakan layanan asuransi dan penetrasi pasar ke segmen yang lebih luas, serta melakukan inovasi produk dan jalur distribusi yang lebih efektif,” ungkapnya.
Strategi Transformasi dan Pengembangan Bisnis
Pencapaian ini didukung oleh penerapan lima pilar strategi yang dikenal sebagai Tugu Insurance’s Strategy House, meliputi pertumbuhan bisnis, reinvestasi, transformasi aset, transformasi sumber daya manusia, serta transformasi proses dan manajemen risiko. Perseroan juga aktif memperluas bisnis non-captive dan reasuransi, termasuk di sektor BUMN, yang mencatat premi bruto sebesar Rp1,3 triliun—melonjak 107 persen YoY.
Sementara itu, premi bruto dari bisnis non-captive lainnya mencapai Rp4,1 triliun, tumbuh 15 persen YoY, dan captive bisnis Pertamina Group berkontribusi Rp1,4 triliun, naik 15 persen YoY. Pendapatan premi neto juga mengalami pertumbuhan 20 persen, dari Rp2,3 triliun di tahun sebelumnya menjadi Rp2,8 triliun.
Kesehatan Keuangan Tetap Kokoh
Meskipun laba bersih tahun berjalan turun 48 persen akibat tidak adanya keuntungan satu kali dari penyelesaian kasus litigasi dengan Citibank pada 2023, core profit operasional Tugu Insurance tetap melonjak hingga 120 persen YoY, mencapai Rp592 miliar.
Dari sisi solvabilitas, Risk-Based Capital (RBC) perseroan berada pada level 483 persen, jauh di atas batas minimum OJK sebesar 120 persen dan rata-rata industri 330 persen. Rasio Kecukupan Investasi (RKI) juga berada pada level impresif 618 persen, lebih tinggi dari rata-rata industri yang hanya mencapai 186 persen.
Menatap tahun 2025, Tugu Insurance tengah menyelesaikan penguatan infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung transisi ke standar laporan keuangan PSAK 117. Langkah ini diharapkan dapat memastikan proses adaptasi berjalan lancar sesuai target.
Comments are closed.