BusinessNews Indonesia – Ikatan Mahasiswa Kajian Budaya Timur Tengah Universitas Gadjah Mada (IMABTA UGM) dan Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia di Kawasan Timur Tengah dan Afrika (PPIDK Timtengka) telah menggelar Kegiatan ‘IMABTA Menyapa’ pada Kamis, 30 Mei 2024. Acara tersebut digelar pada pukul 17.00 – 19.30 WIB dan sukses dilangsungkan secara hybrid dengan jumlah peserta sebanyak 57 partisipan. Para peserta yang hadir pada acara tersebut berasal dari mahasiswa UGM dan universitas lainnya di Indonesia, serta dari 19 negara yang tersebar di Kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Acara Kegiatan ‘IMABTA Menyapa’ diawali dengan sapaan hangat dari Ketua Departemen Antarbudaya Fakultas Ilmu Budaya UGM, Prof. Dr. Sangidu, M. Hum. “Pertemuan IMABTA Menyapa kepada PPIDK Timtengka menjadi agenda yang penting,” tutur Prof. Dr. Sangidu, M. Hum dalam sesi sambutannya. Prof. Sangidu mengungkap bahwa mahasiswa alumni Timur Tengah yang ingin bergabung dengan Program Studi Kajian Budaya Timur Tengah Universitas Gadjah Mada (Prodi KBTT UGM) dinilai lebih mudah untuk mengikuti sejumlah mata kuliah yang diajarkan.
Akan tetapi, Guru Besar Bidang Sastra Arab FIB UGM ini memberikan catatan khusus bagi calon mahasiswa lulusan Timur Tengah. Menurutnya, para mahasiswa alumni universitas di Timur Tengah perlu berupaya lebih keras lagi untuk mempelajari tata cara penulisan karya ilmiah. “Lulusan dari Timur Tengah memiliki kelemahan, yaitu (para mahasiswa) mengalami kesulitan yang luar biasa ketika menulis Tesis,” lanjutnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan budaya pendidikan antara universitas di Indonesia dan Timur Tengah. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Koordinator PPIDK Timtengka Siti Amaliah yang saat ini juga tengah mengenyam studi S1 jurusan Sharia and Islamic Studies, Yarmouk University Yordania.
Dengan adanya acara tersebut, Siti Amaliah mengungkap rasa syukur dan harapannya agar seluruh pelajar yang berada di bawah naungan PPIDK Timtengka dapat berkolaborasi membangun Indonesia bersama dengan IMABTA UGM.
“Kita membuka kesempatan untuk seluruh pelajar PPIDK Timtengka untuk berkolaborasi agar bisa bersama-sama membangun Indonesia,” ungkap Amaliah.
Usai sambutan, acara berlanjut dengan sesi pengenalan organisasi dari kedua belah pihak, yakni IMABTA UGM dan PPIDK Timtengka. Sesi Sharing session mengenai dunia perkuliahan yang ada di Indonesia dibersamai oleh Arif Affandi yang merupakan anggota PPMI Mesir sekaligus mahasiswa S1 dari Al Azhar University Cairo. Pada sesi tersebut, para peserta juga dikenalkan dengan dinamika perkuliahan di sejumlah universitas, baik di UGM maupun di Timur Tengah.
Selain pengenalan perkuliahan di UGM, para peserta ikut mengungkap seputar pengalaman berkuliah di beberapa universitas Timur Tengah. Terdapat lima peserta acara turut berbagi informasi terkait situasi terkini dan budaya perkuliahan di negara tempat mereka menempuh studi. Mulai dari Gabriel Firmansyah dari PPI Uni Emirat Arab, Andika Ibrahim Nasution dari HPMI Yordania, Andi Isni Pujirana dari PPI Afsel, hingga Ahmad Shalahuddin Al Adibi dari KKMI Libya, serta Muhammad Amin dari PPI Yaman.
Dari pertemuan tersebut, para peserta mengungkap harapan mereka agar Prodi KBTT UGM dapat membuka kolaborasi lanjutan dengan sejumlah universitas di Kawasan Timur Tengah dan Afrika. Kolaborasi yang diharapkan bisa berupa pengembangan keilmuan yang berkaitan dengan studi bahasa, sastra, dan budaya. Adapun pada akhir acara, Fahmi Mubarok selaku panitia Humas Kegiatan ‘Pekan Budaya Timur Tengah’ UGM memberikan informasi terkait peluang beasiswa bagi mereka yang tertarik mendaftar di Prodi KBTT UGM.
Acara ‘IMABTA UGM Menyapa’ ini merupakan agenda pertama dalam rangkaian kegiatan ‘Pekan Budaya Timur Tengah’. Sebagai informasi, turut hadir pula dalam acara tersebut Sekretaris Departemen Fakultas Ilmu Budaya UGM Ibu Dr. Mahmudah, M. Hum.
Comments are closed.