NCC 2024

Begini Strategi Kementerian ESDM Atasi Krisis Energi di Batam

Jakarta, Businessnews.co.idKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi krisis energi yang sedang melanda kota Batam. Menanggapi kekurangan pasokan listrik yang terjadi akibat sejumlah masalah, Kementerian ESDM merencanakan pendirian pembangkit listrik sewa yang akan menambah pasokan energi di daerah tersebut.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, menjelaskan bahwa pihaknya sedang giat berupaya meningkatkan pasokan listrik dan cadangan daya di Batam agar keadaan menjadi lebih baik. Permasalahan yang terjadi pada PLTU Tanjung Kasam, yang merupakan salah satu penopang pasokan listrik di Batam dengan kapasitas 2×55 MW, serta gangguan yang dialami oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) milik Dalle Energi Batam (DEB) unit 2, telah menyebabkan kekurangan pasokan listrik yang signifikan.

“(Perawatan pembangkit) DEB ini tidak lama juga sih paling 5 hari tetapi kan yang namanya listrik sistem itu ada cadangan, itu yang kita upayakan,” ungkap Jisman dikutip dari Kontan, Senin (5/6).

Dalam upaya memulihkan kestabilan listrik di Batam, Jisman Hutajulu meminta PLN Batam untuk mengoperasikan pembangkit listrik sewa dengan kapasitas 75 MW. Diharapkan bahwa sekitar 20 MW dari pembangkit tersebut akan mulai beroperasi pada bulan Juli, sementara sisanya, sebesar 50 MW, dijadwalkan akan beroperasi pada bulan September 2023.

Dengan hadirnya pembangkit listrik sewa tersebut, Jisman Hutajulu menyatakan bahwa cadangan daya listrik di Batam akan mengalami peningkatan signifikan, naik dari 3% menjadi sekitar 17%. Untuk mempercepat dan memfasilitasi perbaikan sistem cadangan daya listrik yang lebih baik, Kementerian ESDM telah menyetujui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN Batam untuk periode 2023-2032.

Selain itu, Kementerian ESDM juga memiliki rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah ketergantungan Batam terhadap sumber energi luar. Pada tahun 2027, diharapkan akan beroperasi transmisi yang menghubungkan Sumatera dan Batam, yang akan membantu menyediakan sumber energi baru terbarukan (EBT) bagi Batam. Saat ini, Batam hanya mengandalkan pasokan gas dari Singapura sebagai sumber energi.

Langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian ESDM ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret bagi krisis energi yang sedang dihadapi oleh kota Batam. Dengan peningkatan pasokan listrik dan pengembangan sumber energi baru terbarukan, diharapkan kebutuhan energi masyarakat Batam dapat terpenuhi dengan lebih baik di masa depan.

Comments are closed.