The Fed Diprediksi Pangkas Suku Bunga Mulai Maret 2024
JAKARTA, businessnews.co.id – Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) disebut akan mulai memangkas tingkat suku bunga mulai bulan Maret 2024. Hal tersebut seperti yang diproyeksikan investor dengan asumsi jika data inflasi lebih lemah dari perkiraan.
Mengutip risalah The Fed yang rilis pada Kamis (4/2/2024), Ketua The Fed Jerome Powell mengungkapkan bahwa pihaknya kemungkinan besar telah selesai mengerek suku bunga dan akan mulai melakukan pemangkasan pada tahun 2024.
Sementara jika merujuk alat FedWatch CME Group, saat ini para investor dalam kontrak yang terkait dengan kebijakan The Fed optimistis suku bunga akan dipangkas mulai Maret 2024. Para investor menempatkan probabilitas sebesar 80% atas proyeksi tersebut.
Meski demikian pejabat the Fed sebelumnya menampik kabar yang menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan langkah penurunan tingkat suku bunga lebih awal. Menurutnya hal itu sulit dilakukan, terlebih saat tingkat inflasi masih berada di level yang stabil.
Kondisi perekonomian AS yang tangguh disebut tetap menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan the Fed atas kebijakan suku bunganya. Sebab, ekonomi AS yang kuat pada gilirannya dapat berdampak terhadap terciptanya tingkat inflasi yang lebih stabil.
Lebih lanjut, tingkat inflasi global pada bulan Desember 2023 sebelumnya disebut pengamat ekonomi Ibrahim Assuabi, cenderung akan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh adanya momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Tingkat inflasi pada Desember 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah event Natal dan tahun baru, jadi secara siklus inflasi di akhir tahun kecenderungan naik, terutama pada produk yang sifatnya bahan pangan,” katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan inflasi inti yang berlangsung sepanjang bulan Desember 2023 tetap rendah, yakni 1,8% secara month-to-month (mtm) atau sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan lalu.
“Inflasi bulanan 0,14% ini angkanya lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi lebih rendah dengan inflasi Desember 2021 dan 2022. Lalu di periode terdampak pandemi 2020 dan 2021. Inflasi tahun 2023 merupakan inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dikutip Kamis (4/1/2024).
Secara umum, terkendalinya inflasi dapat menjadi cerminan dari kondisi perekonomian yang stabil. Harga barang dan jasa yang cenderung stabil atau naik dengan laju yang lebih lambat, dapat berdampak terhadap meningkatnya daya beli konsumen.
Sementara untuk menjaga tingkat inflasi agar tetap terkendali di level rendah, tentu bank sentral akan cenderung menjaga kebijakan suku bunganya pada level yang rendah.
Jika pada akhirnya berbagai kondisi yang ada berujung pada keputusan the Fed untuk memangkas suku bunga lebih awal seperti yang diproyeksikan pelaku pasar, maka hal ini dapat menjadi katalis positif bagi prospek pertumbuhan instrumen investasi di Tanah Air.
Comments are closed.