Langkah Strategis Hutama Karya dari Utang Berat Menuju Laba
Jakarta, businessnews.co.id – PT Hutama Karya (Persero) menargetkan dapat mencetak laba pada 2023 setelah mengalami kerugian selama tiga tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2020, 2021, dan 2022.
Penyebab utama kerugian Hutama Karya selama periode 2020-2022 adalah adanya beban bunga dan amortisasi yang timbul dari operasi jalan tol yang belum menguntungkan secara finansial. Namun, selama semester I/2023, Hutama Karya berhasil mencapai pendapatan sebesar Rp12,39 triliun dengan laba Rp34 miliar. Total aset perusahaan mencapai Rp148,58 triliun pada semester I/2023, sedangkan total liabilitas mencapai Rp60,65 triliun dan ekuitas sebesar Rp85,9 triliun.
Hal ini tentu menjadi tanda positif bagi perusahaan dan Hutama Karya telah membuktikan komitmennya dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Berhasil Tekan Utang dan Tingkatkan Laba
Kinerja positif Hutama Karya selama semester I/2023 dapat diatribusikan kepada transaksi pemulihan aset pada dua ruas PT Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang menghasilkan laba secara konsolidasi. Transaksi ini mencakup pelepasan ruas Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar kepada Indonesia Investment Authority (INA) dengan nilai transaksi sebesar Rp20 triliun.
“Jadi sebelum kami lakukan asset recycle dengan INA, utang JTTS sebesar Rp44,2 triliun yang terdiri dari Rp42 triliun utang. Sekarang tinggal Rp30,07 triliun,” ungkap Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto saat rapat dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (13/9/2023).
Hingga saat ini, Hutama Karya telah menerima pembayaran sebesar Rp15 triliun, sementara sisanya, sebesar Rp5 triliun, akan diterima pada tahun 2025. Langkah ini berhasil mengurangi jumlah utang Hutama Karya sebesar Rp14,4 triliun, yang sebelumnya digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra. Dengan divestasi ini, utang Hutama Karya berkurang dari sebelumnya sebesar Rp44,2 triliun menjadi Rp30,07 triliun.
Budi menambahkan sisa utang Hutama Karya akan diselesaikan pada 2025 dengan menggunakan uang pelunasan dari INA sebesar Rp5 triliun. Selain itu, Budi mengatakan pihaknya masih punya satu ruas JTTS yang layak di ambil alih, yaitu Terbanggi Besar-Kayu Agung dengan nilai investasi Rp15 triliun.
“Jadi kami punya dana untuk penyelesaian utang Rp30 triliun sebesar Rp20 triliun, dengan demikian sisa utang kami tinggal Rp10 triliun. Di mana jumlah ini akan layak kami kelola dengan pendapatan yang ada,” kata Budi.
Siap Merger dengan Wakita Karya
Menteri BUMN Erick Thohir memiliki rencana untuk menggabungkan BUMN yang bergerak di sektor konstruksi atau BUMN Karya. BUMN yang akan digabungkan ialah PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto, menyatakan bahwa rencana penggabungan antara Hutama Karya dan Waskita Karya masih dalam tahap perencanaan. Hal ini disebabkan oleh adanya proses restrukturisasi yang harus diselesaikan oleh Waskita Karya terlebih dahulu.
Sebelumnya, Hutama Karya diberi mandat untuk mengerjakan proyek-proyek Waskita Karya. Namun, Budi Harto mengungkapkan bahwa penggabungan ini tidak terkait dengan pengerjaan proyek Waskita oleh Hutama Karya. Ia menyatakan bahwa nantinya akan ada perjanjian tersendiri yang mengatur proses penggabungan ini.
“Nanti ada perjanjian tersendiri,” katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko telah menyampaikan bahwa merger antara Waskita Karya dan Hutama Karya akan menunggu hingga proses restrukturisasi selesai, yang diperkirakan akan rampung tahun depan. Merger ini akan melibatkan inbreng saham Waskita Karya yang dimiliki oleh pemerintah ke dalam Hutama Karya.
Tiko menjelaskan bahwa tujuan dari peleburan Waskita Karya ke dalam Hutama Karya adalah untuk menyelamatkan Waskita Karya yang sedang menghadapi masalah keuangan yang berat. Kementerian BUMN saat ini sedang dalam tahap negosiasi dengan bank dan pemegang obligasi terkait masalah ini.
“Kita ingin para pemegang obligasi dan para vendor mencari solusi terbaik sehingga Waskita bisa joint venture, kemudian akan dijadikan anak usaha Hutama Karya,” ucapnya.
Comments are closed.