NCC 2024

Inflasi Inti AS Terus Melandai, Apa Pengaruhnya bagi Investasi RI?

JAKARTA, businessnews.co.id – Inflasi di Amerika Serikat (AS) menunjukan adanya tren penurunan yang terus berlanjut. Pada periode Oktober 2023, inflasi inti AS tercatat 4,0% (year-on-year/yoy), terhitung lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya pada September 2023 sebesar 4,1% yoy.

Inflasi inti yang terjadi pada bulan Oktober tercatat menjadi yang terendah sepanjang tahun ini. Dalam sembilan bulan pertama 2023, tingkat inflasi inti di AS tercatat sempat bergerak di level puncak dengan menyentuh level 5,6% yoy pada bulan Januari dan Februari lalu.

Data Inflasi yang mengukur tingkat kenaikan harga-harga diluar komponen fluktuatif seperti makanan dan energi pada Oktober 2023 ini juga tercatat yang terendah dalam 25 bulan terakhir, tepatnya sejak September 2021 dengan besaran inflasi inti AS mencapai 4,7% yoy.

Laju inflasi yang berada lebih rendah dari bulan sebelumnya ini berbeda dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan inflasi inti tetap berada di kisaran 4,1% yoy. Menurut komponennya, harga-harga terpantau melambat pada komponen tempat tinggal, rekreasi, hingga perabotan rumah tangga.

Secara rinci, tingkat inflasi harga tempat tinggal di AS pada periode ini turun menjadi 6,7% yoy dibandingkan bulan sebelumnya pada September 2023 sebesar 7,2% yoy. Sementara itu, indeks harga pada sektor rekreasi, perawatan pribadi dan perabotan rumah tangga turun masing-masing menjadi sebesar 3.2%, 6% dan 1,7%.

Inflasi inti AS yang terus melandai turut menjadi sinyal positif bagi dunia investasi di Tanah Air. Inflasi AS yang terkendali bisa berujung pada kebijakan bank sentral AS yang menerapkan suku bunga acuan pada tingkat lebih rendah dan akomodatif bagi pertumbuhan ekonomi.

Jika pada akhirnya bank sentral AS, atau federal reserve (the Fed) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan pada level yang lebih rendah, maka hal tersebut menjadi angin segar bagi berbagai instrumen investasi yang ada di dalam negeri.

Sebab, ketika suku bunga deposito dan instrumen keuangan yang lebih aman memberikan tingkat pengembalian yang rendah, investor tentu akan beralih ke instrumen investasi lain yang mampu memberikan imbal hasil lebih tinggi, misalnya seperti saham dan obligasi korporasi.

Sebagai salah satu produk investasi, reksa dana dapat menjadi pilihan bagi investor untuk melakukan kegiatan investasi di tengah kondisi data inflasi inti AS yang terus melandai.

Reksa dana merupakan produk investasi yang mengumpulkan dana dari investor untuk dikelola oleh manajer investasi secara optimal dan profesional. Nantinya, dana tersebut ditempatkan ke berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi, pasar uang, dan lainnya.

Comments are closed.