NCC 2024

BPS: Surplus Neraca Perdagangan RI November 2023 Sebesar US$2,41 Miliar

JAKARTA, businessnews.co.id – Kinerja neraca perdagangan RI terus menunjukan pertumbuhan yang positif. Pada November 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$2,41 miliar hingga periode bulan November 2023.

“Neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 43 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Puji Ismartini Jumat.

Surplus neraca perdagangan RI pada bulan November 2023 dikontribusi dari komoditas yang berada di sektor nonmigas. Pada periode bulan tersebut, surplus nonmigas tercatat sebesar US$4,62 miliar, meningkat dari US$4,46 miliar di bulan sebelumnya.

Berbagai komoditas nonmigas yang berkontribusi dalam surplus neraca perdagangan di periode ini antara lain yakni bahan bakar mineral atau HS27, lemak dan minyak hewan atau nabati atau HS15, serta besi dan baja atau HS72.

Secara kumulatif, besaran nilai ekspor Indonesia pada bulan November 2023 mencapai US$22 miliar. Capaian tersebut terhitung lebih rendah 0,67% jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada Oktober 2023. Nilai ekspor tersebut juga terhitung turun 8,56% secara tahunan.

Pudji mengungkapkan, penurunan nilai ekspor di November 2023 dipengaruhi oleh penurunan ekspor pada sejumlah komoditas nonmigas. Seperti golongan HS27, HS15, hingga HS47 (pulp dan kayu).

Sementara itu, nilai impor RI pada November 2023 tercatat US$15,59 miliar, atau terhitung naik sebesar 4,89% dibandingkan bulan sebelumnya. Capaian tersebut disumbang baik dari sektor nonmigas maupun migas yang masing-masing sebesar US$170,32 miliar dan US$32,46 miliar.

Lebih lanjut, kinerja neraca perdagangan Tanah Air yang optimal dapat menjadi katalis positif bagi perkembangan dunia investasi RI ke depannya. Surplus neraca perdagangan dapat mengindikasikan kesehatan ekonomi makro suatu negara.

Kondisi ekonomi yang kokoh pun pada gilirannya berpeluang mendorong kinerja sejumlah instrumen investasi. Hal tersebut karena, kinerja ekonomi makro yang solid akan meningkatkan keyakinan investor akan potensi pertumbuhan investasi di negeri ini.

Comments are closed.