Sokong Digitalisasi Tanpa PHK Massal, Begini Langkah Manajemen SDM di Pos Indonesia
JAKARTA, businessnews.co.id – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) seringkali tak terhindarkan kala perusahaan memutuskan untuk melakukan digitalisasi. Dalam upaya menjalankan langkah transformasi digital, PT Pos Indonesia (Persero) mengaku telah menerapkan berbagai langkah manajemen sumber daya manusia (SDM) yang beriorientasi pada aspek human capital.
“Kami melakukan (digitalisasi) dengan smooth. Di sisi human capital, ada beberapa karyawan yang memang di masa pensiun, atau di masa tidak produktif, kami tidak ganti secara menyeluruh, kami ganti dengan kemitraan,” kata Direktur Human Capital Management Pos Indonesia Asih K Komar dalam penjurian Human Capital Performance Award 2023 oleh businessnews.co.id Jum’at (20/10).
Digitalisasi, transformasi, dan inovasi, di Pos Indonesia, kata Asih, terus dilakukan. Adapun teman-teman human capital juga disebutnya tidak seluruhnya diganti dengan rekrutmen baru.
Lebih lanjut, salah satu strategi yang dijalankan untuk memitigasi PHK massal seiring dengan adanya langkah digitalisasi oleh Pos Indonesia adalah dengan menghadirkan program remodelling manpower.
Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan VP Human Capital Strategy Pos Indonesia Ika Wijayanti di penjurian Human Capital Performance Award 2023 bersama businessnews.co.id.
“Kami punya program, yang pertama program remodelling manpower, pegawai yang di-replace menjadi kemitraan, orang-orang ini di kemanakan? kita melakukan upscaling. kalau mereka punya kemampuan bisa menjadi mandor atau supervisor, kita upscaling mereka, kita kembangkan menjadi leader-leader,” terang Ika.
Tidak hanya melakukan rescaling, Ika juga menyebutkan bahwa Pos Indonesia menerapkan strategi reskilling di sisi human capitalnya untuk menghindari PHK secara massal imbas dari keputusan transfomasi digital.
Strategi reskilling yang dilakukan tersebut diikuti dengan langkah penempatan ulang karyawan mereka di tempat-tempat yang membutuhkan tenaga SDM lebih banyak usai adanya digitalisasi.
“Misalnya, kita butuh orang yang cukup banyak di sales, sementara di operasional kebanyakan, nah kita assest juga nih apakah ada yang bisa reskilling kan,” katanya.
Lebih dari itu, Ika tak memungkiri bahwa tren PHK tak bisa dihindarkan di tengah adanya keputusan perusahaan nasional maupun global untuk melakukan transformasi digital. Karena dengan digitalisasi, kata Ika, memang ada beberapa kompetensi dari para karyawan tersebut yang sudah out off date.
Sebagai contoh di tubuh Pos Indonsia saja misalnya, aktivitas operasional perusahaan pelat merah ini sudah memanfaatkan teknologi robotik. “Di Jawa Timur itu kita sudah pakai robotik untuk sortir, kalau dulu di setiap proses itu ada orangnya, setelah ada robotik, ada sekitar 100 orang yang kita terapkan remodelling manpower,” tandasnya.
Comments are closed.