Pengamat Prediksi The Fed Tahan Suku Bunga sampai Akhir Tahun
JAKARTA, businessnews.co.id – Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (the Fed) diprediksi tidak akan kembali mengerek suku bunga pada level yang lebih tinggi hingga akhir tahun 2023. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh sejumlah pengamat ekonomi.
“Kita melihat suku bunga masih akan bertahan (sampai akhir 2023), karena inflasi sudah mulai terkendali dan pasar tenaga kerja juga sudah mulai kondusif di AS,” ungkap ekonom makroekonomi dan pasar keuangan Lembaga LPEM FEB UI Teuku Riefky kepada businessnews.co.id Rabu, (20/9).
Dengan begitu, Riefky menyebutkan bahwa the Fed tetap akan menahan suku bunga pada level 5,5% dalam pengumuman hasil FOMC (Federal Open Market Committee) besok (20/9), mengingat tidak ada urgensi bagi the Fed untuk kembali mengerek suku bunga.
Pada periode Agustus 2023, inflasi inti AS tercatat mengalami penurunan menjadi sebesar 4,3% (year-on-year/yoy) dibandingkan bulan lalu sebesar 4,7% yoy.
Data Inflasi yang mengukur tingkat kenaikan harga-harga diluar komponen fluktuatif seperti makanan dan energi pada Agustus 2023 ini juga tercatat yang terendah dalam 23 bulan terakhir, tepatnya sejak September 2021 dengan besaran inflasi inti AS mencapai 4,7% yoy.
“Sepertinya probabilitas (kenaikan suku bunga) pada September ini masih sangat kecil. Kalau lihat dari ekspektasi pasar, di atas 90% probabilitas suku bunga tetap di 5,5%,” ungkap ekonom Rully Wisnubroto Selasa (12/9).
Keputusan the Fed untuk tidak mengerek suku bunga pada level yang lebih tinggi dapat mendatangkan sederet dampak positif. Di Tanah Air, kebijakan suku bunga the Fed yang bersifat dovish, atau cenderung menjaga suku bunga rendah, dapat mendorong geliat investasi.
Comments are closed.