Edukriya Go Green Ajak Wisatawan Peduli Lingkungan di Borobudur
Jakarta, Businessnews.co.id – Di masa libur Natal dan Tahun Baru ini, destinasi wisata menyiapkan atraksi untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan. Hal ini juga dilakukan pengelola Taman Wisata Candi Borobudur untuk memberikan kesan impresif dalam kunjungannya ke destinasi unggulan di Jawa Tengah ini.
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko menyiapkan beragam atraksi menarik, salah satunya adalah Edukriya Go Green. Program ini dihadirkan melalui kerja sama antara PT TWC dengan pelaku seni yang memanfaatkan limbah botol plastik dari kawasan Borobudur.
Kegiatan ini menjadi satu media edukasi pelestarian lingkungan di destinasi TWC Borobudur. Khususnya melalui aktivitas yang dapat dilakukan secara langsung oleh wisatawan.
Marketing Communication, Digital Division, & Marketing Manager PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Galuh Indah B, mengatakan kegiatan ini diusung oleh TWC berkolaborasi dengan pegiat seni di kawasan sekitar Borobudur.
“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak seperti AJE serta seniman Magelang. Tujuan kami sejalan dengan visi TWC untuk menjadi bagian suistanable tourism yang diturunkan pada green tourism. Yakni, untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. Kegiatan ini rencananya kami gelar selama libur Nataru, dan perhatiannya cukup tinggi, terutama bagi pengunjung anak-anak,” ucapnya, pada Selasa (27/12/2022) dikutip dari laman resmi BUMN.
Kegiatan semacam ini, kata Galuh, merupakan kali kedua. Yang pertama sudah terlaksana saat peak season pada momentum Lebaran 2022 lalu. Namun, kali ini TWC juga menggandeng AJE selaku produsen minuman dan sejalan dengan kampanye mereka dalam mengurangi sampah plastik.
Pelaku seni Taufiq Asyhari menjelaskan, edukriya ini dibuat agar pengunjung yang datang ke Candi Borobudur bisa mengerti soal pengelolaan sampah plastik. “Kami juga mengkampanyekan go green, supaya sampah bisa berkurang dan menjadi bahan yang bermanfaat, khususnya untuk membuat kerajinan, seperti kaligrafi, stupa, dan lainnya,” jelasnya.
Para pengunjung yang tertarik, bisa langsung praktik. Namun, mereka akan diberi pemahaman terlebih dahulu dan diperlihatkan hasil dari kerajinan tersebut. Adapun bahan dari kerajinan itu berasal dari tepung tapioka, batu bata merah yang dihaluskan, dan pasir. Lalu, diaduk dan ditambah air secukupnya.
Setelah itu, baru dimasukkan ke dalam cetakan. Untuk sampah botol plastiknya, bakal dimasukkan ke dalam adonan. “Itulah fungsi kita dalam kampanye hijau. Dengan memanfaatkan barang limbah dan mengurangi pemakaian bahan-bahan lainnya,” paparnya.
Limbah botol plastik yang digunakan itu, dikumpulkan dari sampah di kompleks Candi Borobudur. Ada juga dari rumah tangga dan bank sampah. Hingga menghasilkan berkarung-karung botol.Sedangkan teknik yang digunakan yakni cetak cepat.
Tujuannya agar pengunjung tidak terlalu lama menunggu hingga kerajinan benar-benar bisa dibawa pulang. Lantaran hanya membutuhkan waktu lima hingga 10 menit untuk benar-benar kering.
Sementara itu, kakak beradik asal Belanda bernama Naomi dan Abbey mengaku senang saat membuat stupa Candi Borobudur. Mereka mengatakan, baru pertama kali membuat kerajinan seperti itu. “Sangat menyenangkan dan ini kali pertama kami buat,” ujar Naomi.
Comments are closed.