NCC 2024

Indra Karya Konsultan Bendungan Kering Pertama di Indonesia

Jakarta, Businessnews.co.id – PT Indra Karya (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konsultan konstruksi yang telah terlibat di berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) terutama pada pembuatan Bendungan di Indonesia, turut berkomitmen dalam rangka mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengurangi permasalahan bencana banjir di DKI Jakarta dengan menyelesaikan dua bendungan kering pertama di Indonesia yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi.

Dua bendungan yang terletak di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat tersebut telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo yang didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri ATR Hadi Tjahjanto, Pejabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Jumat (23/12).

Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi merupakan bendungan kering (dry dam) pertama di Indonesia yang akhirnya diresmikan setelah awal pekerjaannya pada tahun 2017 lalu dan diproyeksikan jadi pengendali banjir di DKI Jakarta dengan mereduksi debit air Sungai Ciliwung pada saat musim penghujan tiba.

“Bendungan Ciawi dan Sukamahi nantinya bisa mereduksi dari 464 juta meter kubik menjadi 318 juta meter kubik. Kurang lebih akan ada 12 kelurahan yang tidak terdampak lagi karena adanya dua bendungan ini,” ujar Presiden Joko Widodo dikutip dari laman resmi BUMN.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Indra Karya (Persero) Gok Ari Joso Simamora, Direktur PT Indra Karya (Persero) Eko Budiono, Vice President Operation and Business Development Division Gagah Guntur Aribowo juga turut hadir dan menyaksikan kegiatan peresmian ini.

Jelang peresmian, Gok Ari menuturkan bahwa berjalannya proyek ini tentunya tidak terlepas dari konsistensi dan peran serta dari kapasitas masing-masing pihak melalui kolaborasi BUMN antara kontraktor dan konsultan BUMN yakni PT Brantas Abipraya (Persero) selaku Kontraktor dan PT Indra Karya (Persero) sebagai Konsultan Supervisi yang bertugas menjaga kualitas dari pelaksanaan pekerjaan melalui pengawasan di lapangan.

“Indra Karya sebagai Konsultan Supervisi melaksanakan perannya sebagai pengawas di lapangan pada proyek Bendungan Ciawi dan Sukamahi ini. Sebelum dilaksanakan kegiatan peresmian hari ini, PT Indra Karya (Persero) melalui Divisi Engineering II telah melakukan persiapan teknis intensif seperti evaluasi pelaksanaan konstruksi dan laporan pedoman OP. Semoga dengan adanya Bendungan Ciawi dan Sukamahi sebagai bendungan kering pertama di Indonesia ini dapat menjadi solusi dari permasalahan bencana banjir yang kerap kali melanda Jakarta. Ini merupakan wujud komitmen Indra Karya untuk berkontribusi dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur nasional khususnya di bidang sumber daya air sesuai dengan nawacita Pemerintah,” ungkap Gok Ari.

Vice President Operation and Business Development Division, Gagah Guntur Aribowo, menyampaikan bahwa dalam pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Indra Karya memiliki peran sebagai Konsultan Konstruksi yang terlibat dalam pekerjaan Supervisi Pembangunan Bendungan Ciawi Tahap 1 dan Tahap 2, Detail Desain Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Detail Engineering Design (DED) Bangunan Pengendali Sedimen Bendungan Ciawi serta Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (Lanjutan).

“Adapun keterlibatan Indra Karya pada pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi ini adalah sebagai Konsultan Konstruksi yang terlibat dalam pekerjaan Supervisi Pembangunan Bendungan Ciawi Tahap 1 dan Tahap 2, Detail Desain Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Detail Engineering Design (DED) Bangunan Pengendali Sedimen Bendungan Ciawi serta Sertifikasi Desain Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi (lanjutan),” jelas Gagah.

Lebih lanjut Gagah menjelaskan bahwa desain Bendungan Ciawi dan Sukamahi dirancang dengan type bendungan kering. Bendungan kering sengaja dibiarkan tidak terisi air hingga turunnya hujan. Oleh karena itu, fungsinya tidak akan sebagai sarana irigasi maupun penyedia kebutuhan air, melainkan sebagai pengontrol debit air saat hujan tiba. Ketika hujan turun, bendungan Ciawi dan Sukamahi hanya akan menampung air sementara yang kemudian dialirkan ke Sungai Ciliwung. Aliran air yang dikeluarkan bendungan kering ini dibuat sekecil mungkin, sehingga debit air yang ada di sungai pun dapat terkontrol.

Sebagai informasi, bendungan Sukamahi memiliki kemampuan mereduksi air 15,47 meter kubik per detik. Sedangkan bendungan Ciawi miliki luas genangan hingga 39,40 hektar dan mampu menampung volume air hingga 6,05 juta meter kubik, dan dapat mereduksi air Sungai Ciliwung sebelum sampai ke Jakarta dengan kapasitas 111,75 meter kubik per detik.

Dalam pengoperasiannya, bendungan kering Ciawi dan Sukamahi akan menggunakan Aplikasi Sistem Manajemen Air Terpadu (SIMADU) dengan memanfaatkan data klimatologi dari BMKG, yang isinya menampilkan forecast (prakiraan) cuaca, laporan kejadian dan prakiraan banjir/kekeringan. Dengan adanya data-data tersebut, debit air yang dikeluarkan bendungan kering dapat menyesuaikan kondisi banjir atau kekeringan yang terjadi di lapangan.

Comments are closed.