Kemenperin Sinergi Kementerian ESDM Perkuat Industri Hijau dan Manufaktur di Indonesia

Jakarta, Businessnews.co.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkolaborasi untuk membahas isu-isu strategis terkait situasi energi yang berpengaruh pada kondisi industri manufaktur. Hal ini bertujuan membangun sinergi yang baik antara sektor industri dan ESDM.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif beserta jajaran kedua kementerian melakukan Rapat Kerja Bersama di Ciawi, Bogor, Senin (4/7/2022).

Menteri ESDM menyampaikan, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan kedua Menteri untuk menyinkronkan program kerja Kemenperin dan Kementerian ESDM, karena hubungan antara sektor energi dan industri adalah satu saluran.

Mengawali sambutannya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa pertemuan antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Perindustrian membahas isu-isu strategis terkait kedua kementerian agar singkron sehingga dapat memberikan dampat yang besar bagi pembangunan bangsa.

“Pertemuan antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Perindustrian ini membahas isu-isu strategis hasil komunikasi kami berdua agar program-program kerja antara kedua Kementerian bisa sinkron, sehingga dapat memberikan dampak yang besar bagi pembangunan negeri,” ujar Arifin dikutip dari siaran pers Kemenperin.

Menteri Arifin menyebutkan, situasi energi saat ini dipengaruhi oleh beberapa isu utama, seperti transisi energi dan adanya program-program untuk menuju net zero emission, antara lain pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan tuntutan dekarbonisasi. Tantangan kedua adalah pandemi Covid-19 dan ketersediaan energi yang harus dijaga, serta perang antara Rusia dan Ukraina yang mungkin berlangsung berkepanjangan dan menyebabkan melonjaknya harga energi Karena itu diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasinya.

“Perlu adanya strategi mengatasi krisis energi dengan memanfaatkan energi seefisien mungkin, melihat alternatif-alternatif sumber energi untuk memberikan kontribusi bagi negara untuk mengatasi krisis ini,” ujar Arifin.

Dalam kesempatan yang sama , Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri hijau merupakan salah satu isu yang lebih mudah untuk diselesaikan oleh dua kementerian karena mempunyai misi yang sama.

“Kalau kita berbicara terkait perindustrian, misi kami adalah untuk mengembangkan industri hijau sehingga produk-produk ini bisa menjadi produk hijau,” ujarnya.

Senada dengan Menteri ESDM, Menperin menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan inisiatif dari dua kementerian, dan sepanjang yang diketahui, belum pernah ada rapat kerja bersama antara dua kementerian, terlebih yang berada di bawah kementerian koordinator yang berbeda.

“Dalam kesempatan ini, kedua kementerian bisa saling memberikan dukungan terhadap interest masing-masing, agar kinerja masing-masing kementerian bisa semakin ditingkatkan. Tentu ini merupakan raker awal yang diharapkan merupakan awal yang sangat baik bagi sinergi Kementerian ESDM dan Kemenperin,” tegas Agus.

Menperin menilai poin-poin yang disampaikan oleh Kementerian ESDM merupakan common interest yang juga menjadi fokus Kemenperin. Sebagai contoh, terkait isu SNI pelumas dan TKDN khususnya solar panel, Kemenperin sangat terbuka terkait perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan terhadap isu-isu tersebut.

“Pembahasan ini akan dilanjutkan di tingkat pejabat terkait. Salah satu kesepakatan dari raker bersama adalah membentuk working group sehingga ada sustainability dari pembahasan,” terangnya.

Kepada jajaran Kementerian ESDM, Menperin memaparkan kinerja sektor industri yang hingga saat ini masih menjadi penggerak utama perekonomian nasional. Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas pada triwulan I tahun 2022 sebesar 5,47 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen, ditopang oleh sektor industri alat angkutan, industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri mesin dan perlengkapan

“Untuk mempertahankan kinerja sektor industri, diperlukan upaya strategis dalam menjaga ketersediaan dan pasokan energi, terlebih mengingat sektor industri menyerap hingga 40% dari total kebutuhan energi nasional, terbesar kedua setelah sektor transportasi,” pungkas Menperin.

Baca Juga : SIG Masuk 10 Penyumbang Dividen Terbesar ke Negara

Comments are closed.