Munas METI VIII Tentukan Landasan Organisasi ke Depan
Jakarta, Businessnews.co.id – Musyawarah Nasional VIII Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) digelar Rabu (22/6/2022) di Soewarna Hall, Energy Building, Jakarta.
Munas METI ke-8 ini diikuti oleh 532 orang secara hybrid, baik daring maupun luring. Hadir pula figur kunci dalam perkembangan METI seperti Hilmi Panigoro, Rinaldi Dalimi, Herman Darnel Ibrahim, Sjofyan Awal, dan Alihudin Sitompul.
Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM, Dadan Kusdiana sebagai perwakilan dari Kementerian ESDM yang hadir secara daring juga sempat memberikan sambutan saat pembukaan Munas, sekaligus berharap Munas bisa berlangsung dengan baik.
Ketua Umum METI Periode 2018-2021, Surya Darma mengatakan dirinya bersyukur bisa dilakukan Munas METI ke-8 ini. Surya berharap keputusan pada munas VIII tersebut bisa menjadi landasan METI untuk tiga hingga empat tahun mendatang.
“Tahun ini menjadi sangat penting bagi METI karena kita sudah diakui sebagai badan hukum yang dikukuhkan Menkumham tahun 2019. Dan tentu, munas ini tidak terpisahkan dari munas-munas yang sebelumnya,” kata Surya dalam sambutannya.
Tiga srikandi energi Tri Mumpuni, Arsyadany Ghana Akmalaputri dan Mada Ayu Hapsari ditunjuk memimpin sidang formatur di Perhelatan METI dengan agenda utama Munas adalah membentuk kepengurusan baru.
Sementara Ketua OCC Munas METI 2022, Paul Butar-butar, mengatakan mengharapkan hasil terbaik di munas tersebut. Sebelumnya dalam rapat Februari 2022, ada keputusan untuk menunda munas menjadi ke 22 Juni 2022 atau hari ini.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pembina Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Hilmi Panigoro mengatakan tantangan untuk METI ke depannya yaitu mewujudkan keinginan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada konferensi di tahun 2021, yakni mewujudkan target net zero emission di tahun 2060.
“Presiden menginginkan hal yang akurat dan rinci tentang gap yang harus dibayar untuk mencapai target tersebut, dan ini adalah tantangan untuk anggota METI. Kebijakan pemikiran kita harus sesuai dengan tuntutan global,” kata Hilmi.
Comments are closed.