Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, Kinerja Ekspor Industri Naik 25 Persen
Jakarta, Businessnews.co.id – Pencapaian ekspor industri pengolahan di Indonesia sepanjang Januari-Mei 2022 mencapai USD83,73 miliar. Angka ini tumbuh 25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD66,99 miliar.
Secara keseluruhan, nilai pengapalan sektor industri memberikan sumbangsih tertinggi dimana angkanya menembus 72,83 persen dari total nilai ekspor nasional selama lima bulan ini yang totalnya sebesar USD114,97 miliar.
“Capaian ekspor dari sektor industri manufaktur berkontribusi terhadap neraca perdagangan Indonesia yang terus melanjutkan tren surplusnya pada Mei 2022, dengan nilai mencapai USD2,89 miliar. Tren surplus ini dialami sejak Mei 2020 atau selama 25 bulan berturut-turut,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (21/6/2022) dikutip dari keterangan tertulis.
Menperin mengungkap, kinerja neraca perdagangan yang kembali mencatatkan nilai surplus perlu disyukuri karena menjadi modal dalam menopang upaya pemulihan ekonomi nasional yang masih berlangsung.
“Sebagai salah satu langkah mempertahankan surplus neraca perdagangan, pemerintah terus berupaya mendorong ekspansi pasar ekspor ke berbagai negara,” ujarnya.
Agus menambahkan, sektor-sektor industri di Indonesia semakin agresif dalam memperluas pasar ekspornya seperti ke negara-negara Eropa, di antaranya Belanda, Jerman dan lainnya. Adapun negara-negara tersebut sedang terdampak soal pasokan barang akibat perang Rusia-Ukraina.
“Kami juga aktif memacu produk-produk industri kecil dan menengah (IKM) bisa go international,” tambahnya.
Sementara itu, kemampuan sektor industri menembus pasar ekspor menunjukkan bahwa produk karya anak bangsa diakui dan diminati oleh mancanegara karena sesuai standar dan kualitas yang berlaku. Misalnya Indonesia telah berhasil ekspor mobil ke pasar Australia. Hal ini membuktikan bahwa produk kendaraan Indonesia memiliki daya saing.
“Mobil tersebut sudah berstandar Euro 4, yang menjadi klasifikasi atau persyaratan dari Australia. Itu suatu hal yang sangat membanggakan, artinya Indonesia sudah bisa memproduksi mobil-mobil dengan standar emisi yang ditetapkan oleh negara seperti Australia dan Eropa,” ucap Agus memaparkan.
Guna memperluas akses pasar produk-produk industri nasional yang kompetitif di kancah global, menurut Menperin, pemerintah bakal terus mendorong kerja sama bilateral maupun multilateral antar negara.
“Termasuk forum-forum dalam rangkaian Presidensi G20 Indonesia yang bisa menjadi media yang dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan kerja sama internasional tersebut,” imbuhnya.
Sekadar informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2022, kinerja ekspor industri pengolahan sebesar USD14,14 miliar atau naik 7,78 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu, sebesar USD13,12 miliar. Adapun sektor industri memberikan kontribusi paling besar hingga 65,73 persen terhadap capaian total nilai ekspor pada Mei 2022 yang mencapai USD21,51 miliar.
Pada Mei 2022, negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia yang terbesar adalah ke China dengan nilai USD4,59 miliar atau berkontribusi 22,95 persen, diikuti India sebesar USD2,26 miliar (11,27 persen), dan Amerika Serikat sebesar USD2,05 miliar (10,26 persen). Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke pangsa pasar ASEAN menembus USD4,7 miliar (20,34 persen) dan nilai pengapalang ke Eropa mencapai USD1,46 miliar (7,28 persen). (Editor: Rizal)
Comments are closed.