Kurangi Gas Rumah Kaca, UNIQLO Jadi Peritel Pertama Pengguna Energi Terbarukan dari PLN
BusinessNews Indonesia– PT Fast Retailing Indonesia (UNIQLO Indonesia) memantapkan rencana transisi menuju model bisnis baru yang mengusung prinsip-prinsip keberlanjutan dengan membuat komitmen mendukung upaya pemerintah Indonesia melalui penggunaan sumber listrik dari pembangkit yang menggunakan energi terbarukan di seluruh toko UNIQLO Indonesia.
Komitmen ini dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Jual Beli Sertifikat Energi Terbarukan yang ditandatangani oleh Shigeru Kumano, CFO Fast Retailing Indonesia dan Edison Sipahutar, Executive Vice President Pelayanan Pelanggan Korporat dan Institusi Besar PT PLN (Persero), pada Senin, (131/12).
Dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama tersebut, UNIQLO Indonesia menjadi perusahaan ritel pertama di industri pakaian Indonesia yang akan mendapatkan Renewable Energy Certificate (REC) sebagai bukti telah menggunakan listrik yang berasal dari Pembangkit Energi Terbarukan PLN.
“Perusahaan kami menekankan kepedulian terhadap lingkungan dalam semua proses bisnis kami, mulai dari manufaktur hingga distribusi dan penjualan, mengurangi emisi gas rumah kaca dan limbah dengan menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan. UNIQLO Indonesia mengambil peran melalui salah satu inisiatifnya yakni mengimplementasikan penggunaan listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan di seluruh toko UNIQLO di Indonesia,” ucap Shigeru Kumano, selaku CFO PT Fast Retailing Indonesia.
Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN ini dihasilkan dari PLTP Kamojang di Jawa Barat dan dikirim melalui infrastruktur yang sudah ada. Dengan menggunakan REC, UNIQLO Indonesia sudah menggunakan sumber energi terbarukan dari PLN.
Executive Vice President Pelayanan Pelanggan Korporat dan Institusi Besar PT PLN (Persero), Edison Sipahutar mengatakan bahwa pembelian Renewable Energy Certificate (REC) tersebut dimaksudkan untuk mendorong percepatan transisi peralihan Indonesia menuju energi terbarukan dengan memastikan kebutuhan konsumsi listrik dipenuhi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Energi Terbarukan.
Baca Juga : Optimis Capai Transisi Energi, Begini Strategi PLN!
“Renewable Energy Certificate (REC) ini merupakan bukti dihasilkannya tenaga Mega-Watt-hour (MWh) dari Pembangkit Listrik Tenaga Energi Terbarukan dimana 1 REC sama dengan 1 MWh dari produksi energi. Saat ini terdapat 70 perusahaan dari berbagai industri termasuk UNIQLO Indonesia yang mewujudkan industri berkelanjutan melalui penggunaan listrik dari energi terbarukan. Semakin banyak industri dan perusahaan yang memiliki REC artinya Indonesia bisa menghemat penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui sehingga beban lingkungan lebih ringan,” ujar Edison.
Kerjasama antara UNIQLO Indonesia dan PT PLN (Persero) tersebut berlaku selama dua tahun sejak penandatangan Perjanjian Kerjasama atau berakhir pada 13 Desember 2023. Komitmen ini juga merupakan dukungan UNIQLO Indonesia untuk mewujudkan tujuan dari Perjanjian Paris mengenai Perubahan Iklim dalam hal pengurangan emisi gas rumah kaca pada 2050. UNIQLO Indonesia senantiasa berusaha untuk melanjutkan upaya-upaya tersebut melalui rantai pasokan dan penggunaan produk-produk UNIQLO untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Baca Juga : Perkuat Listrik Kalteng, PLN Bangun PLTMG Bangkanai 2 Rp 1,9 Triliun
Secara global, Fast Retailing menargetkan 40% dari seluruh toko UNIQLO dan Perusahaan seinduk UNIQLO yaitu GU menggunakan Energi Terbarukan. Pada Agustus 2021, terdapat 64 toko UNIQLO dari sembilan pasar di Eropa yang telah beralih ke energi terbarukan. Pada akhir 2021, semua toko di Amerika Utara dan di beberapa negara di Asia Tenggara akan turut menyelesaikan peralihan ini.
Pada bulan September 2021, Fast Retailing juga mengumumkan target dan rencana aksi tahun fiskal 2030. Target ini telah disetujui sebagai Target Berbasis Sains oleh inisiatif SBT (SBTi) untuk bisnis berkelanjutan yang meliputi membuat pakaian yang berkualitas dan ramah lingkungan, pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 90% dari mulai toko, kantor hingga rantai pasokan, penghematan konsumsi listrik, peningkatan proporsi bahan daur ulang menjadi sekitar 50%, inistiatif pengurangan sampah, hingga menciptakan tempat kerja yang menghormati keberagaman dan inklusi. (TN)
Comments are closed.