NCC 2024

PLTS Indonesia Berpotensi Gaet Investasi hingga 14,4 miliar Dolar AS

Jakarta, BusinessNews Indonesia – Program surya nasional melalui pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan target 18 gigawatt dinilai mampu menarik minat investor hingga 14,4 miliar dolar AS. Hal tersebut disampaikan oleh Institute for Essential Service Reform (IESR) melalui kajiannya.

Hal ini dinilai mampu mendukung target pemerintah untuk menyediakan 23 persen bauran energi baru terbarukan pada 2025 mendatang.

Dalam webinar Scaling Up Solar in Indonesia kemarin, Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengungkapkan jika Indonesia memiliki peluang menjanjikan bagi investor global. Peluang tersebut baik secara ekonomi dan lingkungan yang cukup menjanjikan.

Hal tersebut terlihat nyata seiring transisi energi dari batu bara, gas dan bahan bakar fosil menuju energi energi terbarukan.

“Energi surya akan menjadi andalan dalam strategi pengembangan energi terbarukan untuk mendorong pencapaian net zero emission 2060 atau lebih cepat. Mengingat potensinya yang besar dan harganya semakin kompetitif.” Ungkapnya, dikutip pada Jumat (10/9)..

Demi mencapai target tersebut, pemerintah terus berupaya memformulasikan strategi yang ada. targetnya, pada 2025,  pemanfaatan energi terbarukan mencapai 23 persen. Target ini cukup tinggi karena pada 2019 lalu, energi terbarukan pada bauran energi primer Indonesia masih 13 persen.

Baca juga: Kemnaker Minta PHK Jadi Opsi Terakhir Bagi Perusahaan Terdampak Pandemi

Berdasarkan kajian, hanya dengan memasang 18 GW PLTS sistem fotovoltaik (PV) hingga 2025, sektor kelistrikan dapat memenuhi target tersebut.

Disebutkan, waktu pasang yang singkat dan penurunan biaya pemasangannya turut mendorong pesat pembangunan PLTS. Laporan tersebut turut menyampaikan bahwa biaya listrik PLTS saat ini berkisar antara 65-137 dolar AS per MWh.

Nantinya, angka tersebut pada 2030 diproyeksikan turun menjadi 27-48 dolar AS per MWh. Penurunan tersebut diperkirakan karena didorong biaya peralatan dan pengembangan yang lebih rendah dan turut diikuti ketentuan pembiayaan yang lebih menarik.

“Akselerasi transformasi energi menjadi komitmen pemerintah untuk mendukung green economy, green technology, dan green product, sejalan dengan pelaksanaan Paris Agreement.” Pungkasnya. (W/ZA)

Comments are closed.