NCC 2024

Tanggapi Holding Ultra Mikro, BTPN Syariah Tetap Fokus garap Pasar

Jakarta, BusinessNews Infonesia – Direktur Compliance dan Corporate Secretary PT Bank BTPN Syariah Tbk., Arief Ismail, menanggapi Holding Ultra Mikro yang akan dilakukan BRI. Menurutnya, hal tersebut bukan sebagai persaingan, namun merupakan sebuah kesempatan untuk memberikan pelayanan terbaik pada konsumen.

Arief menuturkan bahwa BTPN Syariah (BTPS) akan tetap fokus menggarap pembiayaan sektor ultra mikro tanah air. Ia menjelaskan bahwa segmen ini telah sesuai dengan visi dan misi dan dengan rencana bisnis yang telah disampaikan ke OJK.

“Sesuai dengan RBB yang sudah kami sampaikan ke OJK. Kami akan tetap menggarap segmen prasejahtera produktif.” Tegasnya set acara Pubex virtual (7/9).

Baca juga: Pemerintah Akan Salurkan Bantuan Warteg dan PKL Rp 1,2 juta

Sementara itu, Direktur BTPN Syariah, Fachmy Ahmad, menyebutkan bahwa proses pelayanan dalam segmen Ultra mikro harus terus dikembangkan dan ditingkatkan. Semakin banyaknya  pemain dalam segmen tersebut, justru akan mendorong layanan yang baik bagi seluruh nasabah di Indonesia.

“Dengan adanya banyak pemain yang masuk, nasabah pun akan memiliki banyak pilihan dan tentunya juga sangat baik bagi nasabah.” Kata Fachmy.

BTPN Syariah, kata dia, akan fokus dalam menghadirkan layanan terbaik bagi nasabah, terlebih segmen ultra mikro dan prasejahtera produktif.

“Kita akan terus berusaha memberikan layanan terbaik kepada segmen yang saat ini kami layani.” Tegasnya.

Sebagai informasi, pada semester I/2021 BTPS berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp770 miliar. Jumlah tersebut naik 89 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp407 miliar. Capaian itu sejalan dengan tumbuhnya margin keuntungan bersih sebesar 24 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp2,07 triliun.

Baca gua: PNM Terus Kejar Target Penyaluran Pembiayaan

Selama paruh pertama tahun 2021, BTPN Syariah juga berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp10,05 triliun. Jumlah itu tumbuh 15 persen yoy dibanding periode sebelumnya sebesar Rp8,74 Triliun. (W/ZA)

Comments are closed.