Harga Minyak Naik Setelah OPEC+ Tak Capai Kesepakatan

Jakarta, BusinessNews Indonesia – Harga minyak mencatatkan kenaikan mingguan keenam berturut-turut, dan menjadi kenaikan terpanjang sejak Desember, setelah para menteri OPEC+ menemui kebuntuan mengenai produksi.

Para menteri OPEC+ memutuskan untuk memperpanjang negosiasi hingga Senin depan (5/7). Hal ini membuat minyak berjangka di New York naik 1,5 persen pekan ini.

Seperti diketahui, pertemuan OPEC+ berakhir tanpa kesepakatan. Hal ini karena Uni Emirat Arab masih menolak proposal untuk meningkatkan pasokan. Hal tersebut berpotensi membuat pasokan minyak dunia mengalami defisit selama paruh kedua tahun ini.

“Permintaan terus melampaui pasokan, bahkan jika Anda mendapatkan peningkatan bertahap, permintaan akan datang jauh lebih cepat. Jauh lebih kuat daripada yang dapat meningkatkan output.”  kata kepala strategi pasar di Blue Line Futures LLC, Phil Streible,  di Chicago, dikutip dari Bisnis (3/7).

Sebagai informasi, kebutuhan minyak melonjak lebih dari 10 persen bulan lalu karena musim mengemudi saat musim panas. Hal itu menyebabkan meningkatknya permintaan minyak mentah dan bensin di AS.

OPEC+ sejauh ini telah mengambil pendekatan bertahap dalam mengembalikan pasokan yang ditutup. Selain itu juga turut meminta agar produksi minyak ditingkatkan.

India, sebagai konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, mengaku khawatir tentang tekanan harga minyak. Hal itu karena India memperkirakan konsumsi bahan bakar akan kembali ke tingkat sebelum pandemi pada akhir tahun ini.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, menuturkan bahwa AS turut mengkhawatirkan harga bensin. Meski demikian, mereka tetapi yakin kecukupan kapasitas produksi minyak cadangan secara global. Kenaikan harga minyak mentah telah mendorong penyuling AS mencari alternatif cara untuk memaksimalkan produksi bensin selama puncak permintaan musiman.

“Harga dipompa untuk konsumen AS saat kita memasuki musim perjalanan liburan musim panas, kita berada di tengah-tengahnya sekarang. Ini adalah penghambat nyata.” ungkap Gary Cunningham, Direktur Riset Pasar Tradition Energy. (W/ZA)

Comments are closed.