Emas Jatuh Di Bawah 1.800 Dolar Tertekan Optimisme Pemulihan Ekonomi
BusinessNews Indonesia – Sebab masyarakat dunia beralih inves ke ekuitas AS, Emas jadi jatuh menembus di bawah level psikologis 1.800 dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Selain itu, karena disebabkan tekanan atas meningkatnya optimisme tentang pemulihan ekonomi dipicu oleh vaksin yang cepat dan transisi Gedung Putih yang mulus.
Kontrak emas untuk pengiriman Februari (teraktif baru) di divisi COMEX New York Exchange, anjlok 23,10 dolar AS atau 1,28 persen menjadi ditutup pada 1.788,10 dolar AS per ounce. Sementara itu, emas berjangka untuk pengiriman Desember, ditutup 23,60, atau 1,30 persen lebih rendah pada 1,781.90 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Ajak MUI-Ormas Islam Sosialisasiksn Pentingnya Vaksin COVID-19
Emas berjangka telah merosot 4,5 persen dalam seminggu, menandai penurunan tertajam sejak pekan yang berakhir 25 September.
Indeks dolar AS yang jatuh biasanya mendukung emas. Tetapi analis pasar percaya itu tidak berdampak pada logam mulia karena investor telah menggunakan dolar AS sebagai tempat berlindung yang aman yang mirip dengan emas selama pandemi COVID-19.
Baca Juga: BNI Raih Penghargaan Pengembang API Terbaik 2020
Baca Juga: SCM Sabet Dua Penghargaan dalam Acara Digital Marketing dan Human Capital 2020
Baca Juga: BNI Life Raih Penghargaan The Best Business Strategy & Digital Marketing 2020
“Begitu harga menyentuh di bawah level kunci 1.800 dolar AS, itu memicu aksi jual. Kemungkinan harga akan menguji level 1.750 dolar AS saat kami memiliki alasan fundamental yang kuat seperti vaksin,” kata analis OANDA Craig Erlam.
Semakin membebani emas, ekuitas AS berpacu ke rekor tertinggi di tengah optimisme vaksin dan saat investor bertaruh pada perdagangan global yang lebih tenang di bawah pemerintahan Joe Biden di Amerika Serikat.
“Diyakini bahwa Biden akan mengambil pendekatan yang lebih tenang terhadap perdagangan dengan negara lain seperti China dan itu tercermin di pasar saham,” kata analis Natixis, Bernard Dahdah.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Kamis (26/11/2020) bahwa jika Electoral College memilih Biden, dia akan meninggalkan Gedung Putih, membuka jalan bagi Biden untuk secara resmi menjabat sebagai presiden.
“Namun, dengan suku bunga yang sangat rendah dan prospek stimulus ekonomi yang lebih besar, emas terlihat kuat dalam jangka panjang,” kata Dahdah.
Dampak ekonomi dari pandemi COVID-19 telah membuat bank-bank sentral global menekan tingkat suku bunga.
Bersamaan dengan itu, sejumlah besar stimulus ke dalam perekonomian telah menimbulkan kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi, membantu emas melonjak lebih dari 17 persen sepanjang tahun ini.
Di logam lain, perak untuk pengiriman Maret turun 80,7 sen atau 3,44 persen menjadi ditutup pada 22,639 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun lima dolar AS atau 0,52 persen menjadi ditutup pada 964,8 dolar AS per ounce. (ed.AS.businessnews.co.id/antara).
Comments are closed.