NCC 2024

YIA Telah Diluncurkan, Berikut Keunggulannya

BusinessNews Indonesia – Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta Internasional Airport (YIA) tak hanya berfungsi untuk penerbangan semata, namun juga memiliki fungsi lain yang berefek darinya. Yang paling terasa awal-awal adalah mendukungnya pengembangan pariwisata dan perekonomian di sekitar daerah tersebut.

Hal ini dikarenakan Bandara Internasional Yogyakarta terletak dengan posisi yang sangat strategis, yaitu berada di tengah Pulau Jawa.

Terminal kargo juga dapat mendukung jalur logistik wilayah Jawa, khusus Jawa Tengah dan rencananya dibangun Kargo Village.

“Kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta ini merupakan bentuk kontribusi kami untuk menghadirkan layanan bandara berkelas dunia dengan mengutamakan aspek kenyamanan, keamanan, dan keselamatan bagi seluruh pengguna jasa bandara dan solusi atas permasalahan “lack of capacity” yang terjadi di Bandara Adisutjipto,” katanya kepada media, Jumat, (28/08/2020).

Selain itu, Bandara Internasional Yogyakarta telah dilengkapi sistem terpadu peringatan dini potensi gempa dan tsunami, serta cuaca ekstrem. Sistem terpadu deteksi dini gempa dan tsunami ini menjadikan YIA sebagai bandara pertama yang memiliki mitigasi gempa dan tsunami.

“Sistem terpadu peringatan dini ini sekaligus melengkapi sistem evakuasi dan manajemen bencana yang telah kami rancang sejak tahap perencanaan. Desain dan struktur seluruh bangunan di area YIA telah siap untuk dijadikan tempat evakuasi sementara (TES) ketika terjadi gempa dan tsunami,” kata Faik Fahmi.

Sejak tahap perencanaan, YIA memang telah memperhitungkan potensi risiko gempa dan tsunami sehingga YIA didesain untuk dapat memitigasi gempa hingga 8,8 magnitudo dan tinggi gelombang tsunami hingga 8 meter 12,8 meter dari mean sea level.

Sistem peringatan atau deteksi dini gempa dan tsunami di Bandara Internasional Yogyakarta dibangun berdasarkan perhitungan dan analisis matematis-fisik terhadap posisi dan kekuatan gempa bumi yang termonitor dari Kantor Pusat BMKG Kemayoran, Jakarta.

“Sistem terpadu deteksi dini gempa dan tsunami ini terdiri dari sistem monitoring atau observasi, sistem processing, sistem diseminasi, dan respons,” katanya.

Selain itu, lanjut Faik Fahmi, Bandara Internasional Yogyakarta dirancang dengan arsitektur bergaya modern, namun secara eksterior dan interior tetap menggambarkan budaya Yogyakarta, baik itu melalui instalasi karya seni / Artwork yang melibatkan berbagai seniman lokal Yogyakarta, serta beragam area yang telah didesain secara khusus untuk menjadi etalase Yogyakarta, Kulon Progo dan sekitarnya.

“Kami juga telah menyiapkan area tenant untuk UMKM seluas 1.500 meter persegi di dalam terminal, yang dapat menampung 300 UMKM dan area seluas 880 meter persegi di Gedung Penghubung yang dapat mengakomodir 170 UMKM. Ini merupakan komitmen kami untuk terus membangkitkan produk UMKM agar mampu bersaing dengan produk-produk internasional khususnya di Bandara Internasional Yogyakarta,” jelas Faik Fahmi. (ed.AS/Businessnews.co.id /antara)

Comments are closed.