JC Penney Ajukan Bangkrut Terdampak Covid-19 Setelah 118 Tahun
BusinessNewsIndonesia – Wabah Covid-19 berpotensi mengubah tatanan ekonomi dunia yang ditandai dengan berubahnya peta perdagangan dunia, selain mengakibatkan mandegnya berbagai bidang usaha. Kinerja perdagangan global dipastikan akan terganggu akibat lambatnya perbaikan kinerja manufaktur.
Seperti dilansir idxchannel.com, dampak pandemi Covid-19 terus terjadi di dunia termasuk industri ritel di Amerika Serikat, dimana perusahaan yang berumur 118 tahun JC Penney resmi mengajukan bangkrut.
Sebelumnya, keuangan perusahaan ritel tersebut tertekan akibat Covid-19 dan mengharuskan JC Penney menutup 800 toko sebagai konsekuensi dari pengajuan bangkrut kepada Pengadilan AS. Akibat penutupan toko itu, karena perusahaan mengambil pasal 11 yang memungkinkan perusahaan mereorganisasi dirinya untuk memenuhi kewajiban utang.
Sekadar informasi, JC Penney menjadi perusahaan ritel keempat di Amerika yang mengajukan bangkrut sejak pandemi. Sebelumnya ada Neiman Marcus, J.Crew, dan Stage Stores yang melakukan hal serupa.
“Pandemi virus korona telah menciptakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi keluarga, orang-orang yang kami cintai, komunitas, dan negara kami,” ujar CEO Penney Jill Soltau.
Meski demikian, analis tak yakin JC Penney bisa kembali bangkit meskipun berhasil mengurangi utang-utangnya dengan menutup toko. “Ini cerita yang panjang dan menyedihkan. Penney tak menawarkan alasan cukup mengapa konsumen harus berbelanja di sana, daripada di Macy’s atau TJ Maxx atau Walmart. Bagaimana mereka bisa bertahan?,” kata Ken Perkins, Presiden Retail Metrics.
Tercatat lebih dari 36 juta warga AS mengajukan tunjangan pengangguran sejak Maret. Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS, jumlah pengangguran di AS saat ini mencapai 14,7 persen, terburuk sejak Krisis Besar 1930. (RB).
Comments are closed.