BusinessNewsIndonesia – Wabah virus Corona menjadi perhatian khusus bagi masyarakat dunia. Begitupun dengan kondisi Indonesia saat ini. Akibat Covid perekonomian Indonesia semakin anjlok. Bersamaan dengan itu, pembenahan kondisi ekonomi dari pemerintah masih buram.
Pasalnya, nggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun melihat pemerintah belum menentukan kesepakatan level krisis dalam penanganan ekonomi akibat Covid saat ini. Sehingga cara penanganan dampak ekonomi belum menemukan cara yang sama.
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan dan para regulator yakni, BI, OJK dan LPS masih berharap pandemi akan berakhir dalam waktu dekat.
“Saya melihat dari paparan OJK dan Menteri Keuangan ini berharap akan segera selesai,” kata Misbakhun dalam Rapat Kerja Virtual Komisi XI DPR-RI dengan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Padahal di sektor usaha memprediksi pelemahan ekonomi masih berlangsung lebih dari tiga bulan. Sementara sektor usaha maksimal bisa bertahan selama 3 bulan.
Jika pemerintah belum bisa menentukan prediksi pemulihan ekonomi akibat Covid, dunia usaha pun bakal menghadapi kesulitan menentukan level krisis.
Akibatnya para pengusaha masing-masing memiliki prediksi pertumbuhan ekonomi berbeda. Mulai 2 persen hingga minus 0,5 persen. Dari prediksi itu menunjukkan sampai sekarang antara pemerintah dan dunia usaha belum satu frekuensi untuk mengukurnya.
“Seperti apa alat ukurnya, harus disamakan dulu untuk dikalibrasi bersama,” kata dia.
Sebab ketika pemerintah memutuskan sebuah kebijakan akan menjadi sebuah kebijakan yang diimplementasikan. Jarak antara kebijakan dan implementasi jika intervalnya terlalu lama, khawatir akan kehilangan golden moment.
“Inilah level frekuensi yang harus disamakan lebih dulu,” sambung dia. (RB)
Comments are closed.