Kopi Gayo berasal dari Aceh. Dan beberapa tahun ini komoditi kopi, terutama kopi Gayo sudah membuat banyak petani-petani kopi menjadi kaya, dan tentu saja Pendapatan Asli Daerah meningkat. Tapi bagi pemerintah setempat ternyata perlu ditingkatkan lagi untuk Pendapatan Asli Daerah agar bisa memajukan daerah.
Minyak nilam, sebagai bahan baku dari parfum, dan minyak sereh wangi adalah contoh komoditi baru untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Saat ini segi produksinya sedang digiat-giatkan melalui pemberdayaan masyrakat. Pembuatan kedua produk ini pun belum masuk ke perusahaan-perusahaan besar. Namun yang sekarang jadi kendala adalah masifnya masyarakat menanam minyak nilam dan sereh wangi, sehingga banyak hutan-hutan yang ditebangi untuk ditanami kedua tanaman tersebut.
“Itu (penanaman) memang bagus, namun itu jadi fokus juga untuk kedepannya dan kami pikirkan dari segi teknologinya, supaya ada diversifikasi, tidak harus pohon-pohon atau tanaman ditebangi untuk memperluas area tanam,” jelas Dyah Erti Idawati yang mewakili Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah MT . Ditemui setelah menjadi pembicara pada acara International Bussines Summit 2018 Ikatan Alumni ITS, akhir November lalu, Ia menuturkan kopi di beberapa tempat di Aceh sudah mulai menurun karena serangan hama.
Padahal banyak masyrakat baik luar dan dalam negeri sudah mulai candu dengan Kopi Gayo ini. Tapi petaninya masih petani tradisional. “Yang kami lakukan adalah kerjasama denga pemerintah setempat, namun lebih fokus pada kontrolnya, jangan sampai petani kopi diperbanyak, namun hutan kita jadi habis, karena Go Green juga adalah salah satu andalan Aceh untuk wisatawan datang ke Aceh,” tuturnya lebih lanjut.
Menutup wawancara dirinya mengatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah sedang disinergikan agar masyrakat punya peningkatan income, dan minyak nilam serta minyak sereh wangi bisa menjadi komoditi baru untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tersebut. (FS)
Comments are closed.