Seberapa Merusakkah Kristen Gray? (Part 2)

Oleh: William Win Yang (Pengamat Ekonomi, Politik, Sosial dan Pengarang buku Secrets of The Dragon, Dragon Slayer Strategy, How to be a Taipan)

Sebelumnya, baca mengenai Part 1 silahkan kunjungi laman ini.

Tidak bayar pajak?

Well, dia memang kerja dari Indonesia, tapi apa yang dilakukannya berbeda dengan yang dilakukan oleh Riviera, turis gembel, ataupun entrepreneur asal RRC. Dia mengatakan kalau dia dan pasangannya adalah digital nomad.

Alias orang yang bekerja dari manapun di dunia. Lebih spesifik lagi adalah seorang desainer grafis yang menerima pekerjaan di Amerika, mengerjakannya, membayar pajak di Amerika, kemudian membelanjakannya di Indonesia. (I know, masih ada hal lebih dari ini. Tapi mari kita bahas dulu ini).  Haruskah dia bayar pajak? No!

Ini sama seperti kita kerja sebagai grafis desainer, kemudian dapat order dari BCA untuk mengerjakan suatu grafis untuk acara eventnya yang akan ditampilkan di koran Kompas, sementara saat kita menerima orderan itu, kita sedang ada dalam liburan di Amerika. Haruskah kita bayar pajak pada paman Sam? No!

Kita bayar pajak pada NKRI, dan itu biasanya dipotong final oleh si pemberi kerja. Demikian juga Kristen Gray, dia dalam hal ini berkewajiban pada pemerintahnya di Amerika, bukan di Indonesia. Pertanyaannya, apakah perilaku ini merugikan Indonesia atau menguntungkan? Jelas menguntungkan!!! Karena setelah dapat uangnya, Kristen Gray akan belanja di Indonesia! Di Bali! Bukankah lebih baik makin banyak digital nomad seperti ini yang long stay di Bali?

Lihat gambar diatas itu? Thailand bahkan mempromosikan dirinya agar orang bersedia long stay di negaranya, dan gagal! Sementara kita, sudah ada, dan sedang growth, lalu kita matikan.

Please jangan sampai menyesal saat nanti sudah direbut Thailand!

Baca juga: Negara-negara Ini Dihukum Pasar Karena Covid-19 tak Terkendali

Menyebut Bali Murah

Kira-kira intinya dia mengatakan bahwa hidup di Bali sangat murah. Salah satunya, dia membandingkan bahwa waktu di US, dia harus spend US$.1300 per bulan, untuk sebuah studio kecil, sementara disini, US$.400 sudah bisa mendapat kabin kayu yang keren dan gaya hidup yang cukup mewah. Dan hal ini mendapat respon netizen yang kira-kira demikian:

Ego berbicara. Seolah mengatakan bahwa kita sebagai tuan rumah harus lebih diatas para tamu kita. Seriously Dude, jujur saja nih, kita kalau punya barang dagangan lebih milih dianggap market sebagai kemahalan atau murah? (saya rasa tidak perlu menjelaskannya).

Baca selanjutnya: Seberapa Merusakkan Kristen Grey? (Part 3)

Comments are closed.