Strategi Mengelola Media Sosial yang Menarik Perhatian Publik
BusinessNews Indonesia – Penggunaan media sosial sudah menjadi barang lazim baik untuk personal maupun kelembagaan. Media sosial berperan layaknya etalase dari berbagai aktivitas pemilik akun media sosial tersebut. Dalam hal ini, Kemenparekraf menggelar diskusi dengan tema ‘Ramalan dan Strategi Media Sosial’. Diskusi ini mengupas strategi kkusus mengelola media sosial agar menarik perhatian public.
Penyelenggaraan diskusi ini merupakan salah satu rangkaian dari Kegiatan Temu Para Admin Media Sosial (Terminal) Vol.01 yang berlangsung secara hybrid di Hotel Ambarrukmo, Yogyakarta, Kamis (03/12/2020).
Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pemahaman bermedia sosial terkait mengemas konten informasi publik khususnya di sektor parekraf.
“Mengelola akun media sosial tentu harus memiliki strategi tertentu agar pesan yang disampaikan oleh pemilik media sosial ini mudah dipahami oleh masyarakat dengan konten yang menarik perhatian publik,” ujar Agustini Rahayu.
Mengutip siaran pers Kemenparekraf, Agustini menjelaskan bahwa salah satu strategi agar suatu konten dapat menjadi menarik oleh masyarakat diperlukan kepekaan terhadap isu terkini.
“Admin media sosial ini harus melek isu, karena agar tahu bagaimana skema media sosial terkini, sehingga baik pemerintahan yang memiliki akun media sosial atau instansi lainnya, dapat lebih maksimal menyampaikan program melalui saluran media sosialnya,” ujar Agustini.
Baca juga: Selama Dua Tahun, Bitcoin Tembus Rp270 Juta
Turut hadir dalam kegiatan ini, CEO New Media Folder Hadi Ismanto, Vice President Gojek Bahari CK, Redaktur Mojok.co Agus Mulyadi, dan diikuti perwakilan dari Sekolah Pariwisata, Badan Otorita Pariwisata, dan admin media sosial dari pemerintah daerah di 34 provinsi yang mengikuti acara secara daring.
Vice President Gojek, Bahari CK, mengatakan bahwa akun media sosial yang dikelola oleh lembaga atau instansi pemerintah tidak melulu harus serius. Namun konten tersebut harus bisa dikemas menjadi fun, sehingga pesan yang disampaikan dapat dengan mudah diserap oleh masyarakat.
“Terpenting akun media sosial pemerintahaan ini tidak harus selalu dikemas dengan gaya serius, tapi bisa dikemas menjadi fun apalagi terkait pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Bahari.
Lebih lanjut, Bahari menyarankan agar tidak membuat perencanaan di media sosial secara jangka panjang. Sebab, tren hingga fitur media sosial akan terus berubah.
“User-nya saja juga berubah-ubah, algoritmanya pun begitu, kita tidak bisa mengontrol apa yang konsumen mau lihat. Alangkah lebih baik jangan banyak planning di media sosial, karena media sosial terlalu cepat trennya,” ujar Bahari.
Agar konten media sosial dapat menarik perhatian masyarakat maka juga diperlukan karakter brand yang kuat, selalu terkoneksi dengan audiens, mengikuti aturan main culture media sosial hingga membuat konten yang sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat.
“Kita harus tahu mau jadi brand seperti apa, nomor satu kita harus menjadi brand yang menarik dulu. Lalu untuk connect dengan audiens harus tahu dulu siapa audiens kita, misal mereka kalau liburan ke mana, konten seperti apa yang mereka suka. Admin-admin sosmed perlu mempelajari ini, dengan begini membuat konten menjadi mudah. Kalau tidak tahu audiens seperti apa, Anda tidak akan tahu maunya mereka, enggak bakal tahu mau buat konten apa,” ujar Bahari.
Baca juga: Kemenparekraf Dorong Kearifan Lokal untuk Bangun Pariwisata Berkelanjutan
Pada kesempatan yang sama, CEO New Media Folder Hadi Ismanto, mengatakan menjalin hubungan baik dengan audiens turut penting dalam penggunaan media sosial. Tujuannya agar dapat memahami konten seperti apa yang sedang disenangi oleh mereka.
“Kalau kita omongin konten, kita harus tahu _audience kita ini seperti apa. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk dekat dengan audiens adalah membuat pertanyaan untuk mereka sehingga akan timbul suatu respons,” ujar Hadi.
Sementara itu, Redaktur Mojok.co, Agus Mulyadi, mengatakan bahwa rumus sederhana membuat konten menarik di media sosial adalah konten tersebut mengandung informasi, emosi, interaksi, hingga relevansi.
“Selain itu, tidak dipungkiri bahwa demografi media sosial ini adalah usia muda. Maka juga diperlukan pendekatan konten yang anak muda banget, jangan malah pendekatan yang orang tua,” ujar Agus. (Ed.ZA/kemenparekraf).
Comments are closed.