NCC 2024

PT INKA Kembali Ekspor Produknya ke Filipina

BusinessNews Indonesia – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan apresiasi pada PT Industri Kereta Api (INKA) karena berhasil mengekspor produknya ke Filipina beberapa hari lalu. Hal tersebut, katanya, menunjukkan bahwa produk industri nasional semakin kompetitif dalam memenuhi kebutuhan pasar luar negeri.

“PT INKA telah memproduksi lokomotif dan kereta penumpang yang memiliki performa tangguh dan berkualitas, serta membawa ragam fitur yang cukup menarik dan fungsional. Keunggulan inilah yang dimiliki oleh PT INKA, sehingga diminati dan menjadi daya tarik tersendiri bagi costumer mancanegara dan berhasil masuk ke dalam pasar ekspor,” katanya seperti dikutip dari Republika Selasa (15/12).

Baca juga: PT INKA Sabet Dua Penghargaan Digital Marketing & Human Capital 2020

Pada Sabtu (12/12) lalu, sebanyak tiga lokomotif dan 15 gerbong penumpang hasil produksi PT INKA dikirim ke Philippine National Railways (PNR) dari Dermaga Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Agus menjelaskan bahwa industri alat transportasi adalah salah satu sektor prioritas pengembangan berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

“Fokus pengembangan industri kereta api hingga 2035 yakni pengembangan kereta listrik untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor,” jelasnya.

Ia pun menjabarkan berbagai kebijakan strategis telah dijalankan oleh pemerintah demi mendukung sektor prioritas RIPIN tersebut. Diantaranya terkait penggunaan produk dalam negeri, pengembangan komponen pendukung, peningkatan kompetensi SDM termasuk dalam hal pengembangan desain dan teknik, serta pemberian insentif. Fasilitas insentif yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan industri kereta api, antara lain tax holiday, mini tax holiday, tax allowance, pembebasan Bea Masuk, Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), fasilitas National Interest Account (NIA) dan super tax deduction.

Agus menambahkan, pihaknya terus mendorong implementasi industri 4.0 guna membangun sektor manufaktur yang berdaya saing global demi mewujudkan kemandirian industri kereta api nasional.

“Melalui implementasi Industri 4.0, diharapkan proses produksi menjadi semakin efisien, produktivitas dan daya saing meningkat, serta nilai ekspor juga meningkat, dengan target Indonesia dapat mencapai 10 besar ekonomi global pada tahun 2030,” tambah Agus.

Saat ini Indonesia memiliki industri manufaktur sarana kereta api terbesar di Asia Tenggara. Hal ini sudah terbukti misalnya, PT INKA mengekspor 2 Trainset Kereta Diesel Multiple Unit ke Filipina pada bulan Desember 2019, dan pengiriman ekspor 4 Trainset Kereta Diesel Multiple Unit ke Filipina pada Januari 2020. Lalu menyelesaikan kontrak ekspor 250 Kereta Penumpang ke Bangladesh pada September 2020, dan secara bertahap menyelesaikan 31 Trainset LRT Jabodebek milik PT Kereta Api Indonesia. (W/ZA)

Baca juga: PT INKA Lakukan Uji Prototype Bus Listrik sebelum Produksi Massal

Comments are closed.