Ekonomi Pulih, BRI Optimis Pencadangan Aset Bermasalah tak Setinggi 2020

Jakarta, BusinessNews Indonesia – Corporate Secretary Bank BRI, Aestika Oryza Gunarto, mengaku optimistis penambahan pencadangan untuk aset bermasalah tahun 2021 tidak akan setinggi 2020.

Ia menjelaskan bahwa hingga akhir kuartal I 2021, perseroan telah menyiapkan pencadangan kredit bermasalah (NPL Coverage) sekitar 250,60 persen.

“Pencadangan yang ditetapkan BRI dialokasikan dengan komposisi terbaik. Di mana hingga akhir tahun kami proyeksikan pencadangan ini tidak akan setinggi tahun 2020 lalu. Dengan asumsi kondisi ekonomi yang kian membaik.” ungkapnya, dilansir dari Bisnis, (7/6).

Baca juga: Biaya Pencadangan Bank BCA Naik 50 persen Antisipasi Pandemi

Berdasarkan hasil survei BRI Micro & SME Index, kata dia, maka pihaknya ptimistis kondisi ekonomi ke depan akan terus membaik.

“Hal tersebut disebabkan oleh faktor normalisasi kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Serta program vaksinasi yang tengah gencar dilakukan oleh pemerintah.” imbuhnya.

Seperti diketahui, BRI berhasil mencatatkan laba bersih Rp6,86 triliun pada kuartal pertama tahun ini. meski demikian, jumlah tersebut sedikit lebih rendah dari laba di periode yang sama sebelumnya yang mencapai Rp8,16 triliun.

Di sisi lain,  BRI tetap mampu mempertahankan kinerja positif di tengah kondisi ekonomi nasional yang tertekan akibat pandemi.

Tercatat, kredit mikro BRI mampu tumbuh 12,43 persen sehingga secara konsolidasian BRI mampu mencetak laba Rp6,86 triliun pada akhir kuartal I 2021.

Baca juga: Bos BCA Menyebut 90 Persen Produk E-Commerce Hasil Impor

Hingga akhir Maret tahun ini, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp914,19 triliun. Kredit mikro pun mampu tumbuh positif. Tercatat dana yang tersalurkan sebesar Rp 360,03 triliun atau tumbuh 12,43 persen secara year on year (yoy). Selain itu, kredit konsumer juga tumbuh 1,62 persen yoy menjadi Rp145,06 triliun. (W/ZA)

Comments are closed.