NCC 2024

14 Perusahaan di Bawah Naungan Kementerian BUMN akan IPO

Jakarta, BusinessNews Indonesia – Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury, menuturkan bahwa pihaknya tengah merencanakan 14 perusahaan di bawah naungannya untuk melakukan initial public offering (IPO)

Kementerian BUMN juga disebut tengah menyiapkan dua anak usaha BUMN untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Dua anak usaha tersebut digadang-gadang akan mengeluarkan penawaran umum perdana dengan dana jumbo.

Pahala juga menambahkan bahwa Kementerian BUMN menargetkan melakukan IPO BUMN dan anak usahanya sebanyak 14 perusahaan dalam 4 tahun.

Baca juga: Bank Permata Dapatkan Rp10,82 Triliun dari Bangkok Bank dalam Rights Issue

Tahun ini, ditargetkan ada dua IPO jumbo yang akan dilakukan oleh dua anak usaha BUMN. Keduanya yaitu  anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM),PT Dayamitra Telekomunikasi atau mitratel dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

“Sebelum IPO, PGE dan akan penggabungan dengan geothermal lainnya yang saat ini dimiliki PLN dan juga Geo Dipa. Jadi saat ini untuk geothermal fokus kami melakukan konsolidasi melihat kemungkinan menggabungkan aset-aset geothermal.” Tuturnya beberapa waktu lalu.

Seperti dilansir dari Bisnis (29/4), penggabungan aset-aset geothermal milik tiga BUMN yakni PT Pertamina Geothermal Energy, PT PLN Gas dan Geothermal, dan PT Geo Dipa Energy (Persero). Penggabungan mencakup yang ada di pengelolaan wilayah kerja geothermal sendiri ataupun pembangkit yang terkait geothermal.

PT Dayamitra Telekomunikasi, unit infrastruktur milik PT Telkom Indonesia direncanakan dalam IPO dapat menyerap dana hingga US$1 miliar atau Rp14,6 triliun (kurs Rp14.600 per dolar AS).

Ketika rencana tersebut terealisasikan, maka penawaran umum itu akan menjadi penjualan saham pertama terbesar di Indonesia dalam lebih dari satu dekade.

Dayamitra atau Mitratel, dikabarkan telah meminta proposal mengenai penawaran potensial dan dapat segera memilih penasihat.

Sedangkan IPO Pertamina geothermal dikabarkan akan mampu menyerap dana setidaknya US$500 juta, setara dengan Rp7,3 triliun.

Meski demikian, Pahala menegaskan bahwa penggabungan aset ketiga anak usaha membutuhkan waktu persiapan. (W/ZA)

Comments are closed.