NCC 2024

Toyota Kekurangan Semikonduktor untuk Produksi Mobil

Jakarta, BusinessNews Indonesia Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengatakan bahwa pihaknya kesulitan memenuhi permintaan konsumen mobil baru. Permintaan yang naik  membuat perusahaan kekurangan pasokan salah satu bahan untuk mobil baru.

“Kita memang menghadapi keterbatasan pasokan semikonduktor.” kata Bob pada Tempo.co, dikutip pada Rabu (23/6).

Disamoung itu, pemerintah juga mengungkapkan akan memperpanjang diskon PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) 100 persen hingga Agustus mendatang.

Insentif PPnBM nol persen ini memang sengaja diperpanjang demi membangkitkan sektor ekonomi otomotif. Melalui insentif ini pun sudah terlihat sejak awal tahun terjadi peningkatan permintaan mobil.

Baca juga: Pemerintah Perpanjang Insentif Pajak Hingga Akhir Tahun

“Dalam situasi pandemi yang sedang meningkat tidak mudah untuk menaikkan kapasitas agar bisa memenuhi setiap permintaan konsumen. Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhinya.” imbuhnya.

Toyota merupakan merek mobil yang terlari pada Mei 2021 dalam penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) dan retail sales.

Meski demikian, menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), produski Toyota turun 37,2 persen secara bulanan menjadi 25.925 unit. Sementara itu, penjualan retail dan wholesales ikut melorot 22,0 persen dan 18,5 persen selama periode tersebut.

Dilihat secara nasional, produksi kendaraan bermotor roda empat dan lebih turut melorot 32,0 persen secara bulanan menjadi 63.636 unit. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi Maret 2021 saat awal penerapan PPnBM, ketia volume produksi naik 31,7 persen secara bulanan.

Baca juga: Bank Indonesia Sebut Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Mulai Naik

Kementerian Keuangan memastikan akan memperpanjang sejumlah insentif salah satunya adalah Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) mobil.

“Sekali lagi ini adalah insentif agar sektor ekonomi bangkit dan masyarakat mulai menggunakan resources-nya untuk konsumsi, terutama kelompok menengah atas.” ucap Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (W/ZA)

Comments are closed.