Putus Kontrak dengan NAC, Ini Alasan Dirut Garuda Irfan Setiaputra
BusinessNews Indonesia –Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa pemutusan kontrak dengan Nordic Aviation Capital (NAC) itu salah satunya untuk efisiensi.
Sebelumnya, Garuda Indonesia memiliki 18 pesawat Bombardier, yang 12 pesawat sewa dari NAC dengan skema operating lease hingga 2027. Dengan ini, perseroan akan menyimpan uang lebih dari 200 dolar Amerika Serikat.
“Apabila kita terminasi sampai akhir masa kontrak (2027) kita akan saving lebih dari 220 juta dolar AS. Ini sebuah upaya untuk mengurangi kerugian untuk penggunaan pesawat ini di Garuda Indonesia,” katanya kepada awak media di Jakarta, (10/09/2021).
Ia juga mengatakan kalau enam pesawat Bombardier lainnya, menggunakan skema financial lease dari penyedia financial lease Export Development Canada (EDC) dengan masa sewa sampai 2024. Ini juga sedang dalam pembicaraan terkait kelanjutan kontrak sewa pesawat.
Irfan juga mengatakan bahwa pihaknya sudah memutuskan untuk mengganti rute-rute penerbangan yang dilayani pesawat Bombardier CRJ dengan Boeing 737.
“Kita juga tidak ada niatan dalam waktu dekat untuk membeli pesawat baru untuk menggantikan ini. jadi kita akan maksimalkan utilisasi pesawat-pesawat yang ada saat ini,” katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pemutusan itu beralasan untuk mempertimbangkan tata kelola perusahaan lebih baik lagi.
“Tentu keputusan ini ada landasannya, kita tahu bagaimana kami mempertimbangkan tata kelola perusahaan yang baik transparan akuntanbilitas dan profesional,” ujar dalam kesempatan yang sama.
Ia menyampaikan keputusan itu juga melihat dari keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia dan juga penyelidikan Serious Fraud Office (SFO) Inggris terhadap indikasi pidana suap dari pihak pabrikan kepada oknum pimpinan Garuda saat proses pengadaan pesawat tahun 2011 lalu.
Selain itu, lanjut Menteri Erick, keputusan mengakhiri kontrak sewa pesawat itu juga untuk efisiensi biaya.
“Kondisi covid-19 ternyata masih berkelanjutan, tidak hanya di Indonesia tapi di banyak negara lain juga masih berlangsung pada tahun ini. Jadi efisiensi menjadi kunci,” katanya.
Baca juga: Saham Antam Diperkirakan Bakal Terbawa Sentimen Tesla
Baca juga: Diduga Melanggar Hukum, TikTok Cash Diblokir
Baca juga: Erick Thohir Putuskan Kembalikan Pesawat Garuda Bombardier CRJ 1000
(ed.AS/businessnews.co.id/antara)
Comments are closed.