NCC 2024

Ditjen Pendidikan Vokasi Ikut Serta Jaga Kebudayaan Seni Tari Betawi

Jakarta, businessnews.co.id – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya untuk mengembangkan industri ekonomi kreatif Indonesia melalui penyiapan talenta unggul di bidang seni, salah satunya seni tari. Upaya penyiapan tersebut dilakukan dengan menyesuaikan kurikulum pendidikan vokasi bidang tari dengan tren penikmat seni budaya saat ini serta menjaga nilai budaya yang dimiliki.

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyampaikan, “Melalui program Merdeka Belajar, kami berharap tenaga pendidik, dalam hal ini pendidikan vokasi di bidang seni tari dan ekonomi kreatif, dapat mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan tren saat ini,” kata Tatang.

Dengan demikian, lanjut Tatang, para peserta didik vokasi pun dapat berdaya dengan keterampilan yang mereka miliki karena sesuai dengan kebutuhan industri. Tidak hanya itu, seni tari sebagai bagian dari budaya Indonesia juga tetap terjaga dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia pun meningkat.

Tatang mencontohkan, SMKN 57 Jakarta yang terus menjaga dan mengasah keterampilan para peserta didiknya untuk terus bersaing dan mencapai perkembangan ekonomi kreatif Indonesia yang lebih maju, salah satunya dalam bidang Seni Tari Betawi.

Ketua Konsentrasi Keahlian Seni Tari Betawi SMKN 57 Jakarta, Ria, mengatakan bahwa SMKN 57 Jakarta memiliki Jurusan Seni Tari yang fokus pada seni tari Betawi. Tari Betawi sendiri, menurut Ria, terkenal dengan gerakan yang terpusat pada bagian kaki dengan pola langkahan biasan dan juga langkahan kecil.

“Untuk tari Betawi perlu ada kebebasan pada peserta didik untuk menggunakan dan mengembangkan teknik dan unsur lainnya dari setiap gerakan tari Betawi dengan perubahan tren penikmat tari saat ini,” kata Ria.

Dengan adanya Kurikulum Merdeka, lanjut Ria, peserta didik SMKN 57 Jakarta bidang Seni Tari memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan tari Betawi agar lebih sesuai dengan tren penikmat budaya saat ini. Beberapa pengembangan yang dilakukan, seperti pengembangan teknik gerakan, tata rias panggung, hingga mengemasnya dalam sebuah pertunjukan budaya Betawi yang lebih sesuai dari tren penikmat budaya saat ini.

“Namun, semua kreasi yang dilakukan dengan tetap menjaga nilai budaya dari seni tari Betawi ini,” Ria menambahkan. SMKN 57 Jakarta juga menerapkan model pembelajaran Teaching Factory (TEFA), seperti penyelenggaraan kegiatan (event organizer) dalam mempersiapkan sebuah pertunjukan tari. Selain itu, peserta didik mendapatkan kesempatan pembelajaran kewirausahaan.

“Harapannya, selain melanjutkan pendidikannya di bidang kebudayaan, mereka juga dapat menjadi seorang wirausaha yang fokus pada bidang ini. Kebudayaan tetap terjaga, mereka pun juga dapat menjadi seorang yang bermanfaat ke depannya,” tambah Ria.

Selain itu, SMKN 57 Jakarta juga memiliki sejumlah kerja sama dengan pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) melalui kesempatan pembelajaran berbasis projek atau project- based learning (PBL) yang dimiliki. Harapannya, ini dapat menjembatani para peserta didik dengan para pelaku industri dan memberikan kesempatan peserta didik untuk lebih berkembang sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan.

“Dengan SMK menjadi sebuah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), kami memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam sebuah agenda atau projek kebudayaan yang diadakan oleh kedinasan ataupun pelaku industri. Hal ini dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk lebih terjun pada pengalaman kerja lapangan di bidang kebudayaan, khususnya di bidang seni tari,” tutup Ria.

Comments are closed.