NCC 2024

LRT Jabodebek, Milestone Moda Transportasi Massal Tanpa Masinis di Indonesia

JAKARTA, Businessnews.co.id – Indonesia patut berbangga dan masyarakat pantas bergembira. Sebab, LRT Jabodebek menyuguhkan tranportasi massal yang modern dan canggih.

Kereta ini beroperasi tanpa masinis alias driverless dan meluncur pada struktur bangunan rel yang dibuat secara melayang (elevated), di atas ketinggian sekitar 12 meter dari permukaan tanah.

Sebagai moda transportasi baru di Jakarta dan daerah sekitarnya, LRT Jabodebek dioperasikan dengan sistem Communication-Based Train Control (CBTC).

Sistem CBTC adalah sistem pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis dari pusat kendali operasi.

Kereta LRT Jabodebek itu sendiri didisain menggunakan tingkat otomasi Grade of Atomation (GoA) level 3 yang membuatnya bisa beroperasi tanpa masinis dan tercatat sebagai moda transportasi massal dengan level otomatisasi tertinggi di Indonesia saat ini.

Baca juga: Diresmikan Presiden, LRT Jabodebek Resmi Beroperasi Hari Ini

Teknologi itu lebih canggih dibanding Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang telah beroperasi sejak 2019 dan membenamkan teknologi otomatisasi level 2 (GoA 2). Bahkan jauh lebih canggih dibandingkan LRT Palembang dan LRT Jakarta yang berada di level GoA 1.

Dengan sistem tersebut nantinya kereta yang digunakan LRT Jabodebek akan diatur perjalanannya (headway) secara otomatis. Mulai dari pergerakannya, kecepatannya, hingga waktu berhentinya. Sehingga pada saat LRT beroperasi dapat mencapai keakuratan waktu dengan perjalanan yang cukup singkat yakni headway 4 – 8 menit, tergantung rute yang ditempuh.

Dalam satu hari, rata-rata LRT Jabodebek akan beroperasi sebanyak 434 perjalanan dengan kapasitas 1.308 penumpang di setiap rangkaiannya.

LRT Jabodebek akan beroperasi mulai pukul 05.00 WIB-23.37 WIB dengan headway 4 menit untuk Stasiun Dukuh Atas ke Cawang serta 8 menit dari Cawang ke Harjamukti dan Cawang ke Jati Mulya.

Kereta LRT Jabodebek diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (INKA), yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN), yang bekerjasama dengan Len Industri dan Siemens (Jerman) dalam hal persinyalan.

Sistem persinyalan LRT Jabodebek menggunakan moving block signal (TrainGuard MT Signalling System) dan software dari Siemens AG Jerman yang membuatnya bisa dioperasikan tanpa masinis.

Dalam keterangannya pada 14 Juli 2023 silam, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo berharap, LRT Jabodebek bisa menjadi tonggak sejarah atau milestone yang baik dalam pembangunan perkotaan modern di Indonesia.

“Dan mendukung transportasi berkelanjutan serta menjadikan moda kereta api menjadi pilihan utama untuk masyarakat khusunya di Jabodebek,” kata Didiek. (Hasanuddin)

Comments are closed.