BusinessNews Indonesia – Sistem Governance, Risk, dan Compliance (GRC) PT PLN Indonesia Power terus mendukung visi perseroan untuk menjadi perusahaan pembangkit listrik terkemuka dan berkelanjutan di Asia Tenggara dan global. Perusahaan pelat merah itu terus menyelenggarakan bisnis solusi energi yang andal, efisien, inovatif dan melampaui harapan pelanggan menuju energi bersih yang terjangkau.
“Untuk mencapai visi tersebut, PLN Indonesia Power memiliki 3 kata kunci penting: Pertama sebagai pembangkit, strateginya tentu secara performa harus excellence. Kedua terkemuka di Asia Tenggara dan global, strateginya secara efisiensi harus tercapai dan produktifitas harus tinggi. Dan ketiga berkelanjutan (sustainable) yaitu dengan strategi menuju transisi ke green dan dan go global”, kata Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra dalam penjurian GRC Award 2023 yang diselenggarakan oleh Majalah BusinessNews Indonesia secara online pada Rabu (9/8/2023).
Edwin menjelaskan, bahwa mulai tanggal 1 Januari 2023 lalu, PLN Indonesia Power sudah mengelola 21.08 GW pembangkit dengan 417 mesin yang terdiri dari PLTU 50 Mesin, PLTG/GU/MG 107 Mesin, PLTD 145 Mesin, PLTP 21 Mesin dan PLTA 86 Mesin. Itu semua merupakan aset owner dan operator serta pengelolaan jasa O&M 124 MW dengan 9 mesin, yang tersebar di 35 unit bisnis pembangkit dan 1 unit bisnis pemeliharaan.
Direktur Keuangan PLN Indonesia Power, Endang Astharanti (Asti) menegaskan bahwa PLN Indonesia Power sudah menerapkan GRC Terintegrasi untuk mendukung visi dan misi perusahaan. PLN Indonesia Power memiliki perangkat GRC yang terdiri dari Kebijakan, Struktur GRC, Rapat GRC, Struktur Pendukung (ISO 31000, ISO 37001, PUGKI dan ACGS) serta beberapa aplikasi GRC lainnya seperti CMOM, PRO GCG, IRMA, ITRACK, PRO RBA, E-PROC.
Asti menambahkan bahwa mekanisme GRC yang diterapkan di Perusahaan ini menggunakan 3 lines of defense dimana first line merupakan tim Board of Directors (BOD) hingga ke business unit, second line dari fungsi manajemen kepatuhan dan risiko hingga berlanjut ke business processes, serta Dewan Komisaris, internal audit dan external audit sebagai third line.
“Adapun output dari GRC Terintegrasi ini adalah, kita memiliki nota analisa yang berisi kajian GRC yang dipergunakan untuk pengambilan keputusan. Selain itu kita juga memiliki evaluasi secara periodik dengan beberapa metode, di antaranya dengan GRC Maturity Level, Assessment GRC, Asean Corporate Governance Scorecard, Whistle Blowing System, Risk Management Maturity Level dan Survey Prilaku Etis”, ujar Asti.
Sistem GRC PLN Indonesia Power dari sisi kebijakan dan implementasi Good Corporate Governance (GCG) ini terdiri dari 6 sistem yaitu regulasi eksternal, sistem dan kebijakan GCG, pedoman hubungan induk dan anak Perusahaan, sistem pengadaan barang dan jasa, tool dan sistem pengambilan keputusan dan komitmen terhadap penerapan GCG. Sedangkan dari sisi kebijakan dan implementasi manajemen resiko terdari dari 8 sistem yaitu regulasi internal, sistem dan kebijakan manajemen risiko, identifikasi risk profile, penerapan ISO 31000, penerapan three lines of defence, risk information technology (Aplikasi IRMA), Adopsi Aplikasi IRMA (Integrated Risk Management) menjadi SMARTER PT PLN (Persero) dan Breaktrough Dashboard ERM.
IRMA merupakan aplikasi berbasis web terintegrasi dalam penerapan proses manajemen risiko di lingkungan PT PLN Indonesia Power. Adapun fungsinya untuk penyusunan profil risiko seluruh unit kerja, monitoring profil dan mitigasi risiko, pembuatan dokumen manajemen risiko (kajian kelayakan dan kajian risiko) serta monitoring loss event di seluruh unit. IRMA telah diadopsi oleh PT PLN (Persero) menjadi aplikasi sistem informasi manajemen risiko terintegrasi (SMARTER) PLN yang telah GO LIVE diimplementasikan penerapannya pada tanggal 21 Januari 2022 untuk seluruh Direktorat dan Divisi di lingkungan PT PLN (Persero) serta akan diterapkan di PLN Group secara keseluruhan.
“Dari sisi kebijakan dan implementasi kepatuhan, sistem GRC Perusahaan ini sudah menerapkan sistem manajemen anti penyuapan. PLN Indonesia Power sudah memiliki Sertifikat SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan dari Lembaga Sertifikasi Mutu International pada 18 April 2020 serta Surveilance Audit pada Tahun 2021 dan Tahun 2022”, tambah Asti.
Dengan pelbagai implementasi sistem GRC tersebut, Perusahaan yang memiliki 5.531 pegawai dan didominasi oleh milenial ini mendapatkan Skor pada tahun 2021 mencapai 95,51 (Self Assessment) dan 2022 mencapai 94.27 (Assessment BPKP). Selain itu juga menggunakan metode asesmen self assessment internal di tahun 2021 dengan nilai 95.88 dan tahun 2022 sebanyak 95.98. Tentu skor-skor tersebut terus meningkat dari skor setiap tahunnya.
Sebagai informasi, GRC & Performance Excellence Award ini adalah kegiatan corporate rating (award) tahunan, di bidang Tata kelola perusahaan (GCG), Manajemen Risiko, dan Manajemen Kepatuhan. Tujuan dari Award ini adalah untuk mendorong peningkatan bisnis perusahaan melalui pengembangan kebijakan dan implementasi tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap regulasi secara terintegrasi.
Kegiatan ini juga didukung oleh para pakar dan profesional bidang GCCS, Strategic Management, Finance Banking, Insurance, ICT, Riset & Inovasi konsultan GCG, Manajemen Risiko, Manajemen Kepatuhan, maupun berbagai perguruan tinggi dan yang lainnya, kesemuanya tergabung sebagai Dewan Juri GRC & Performance Excellence Award 2023.
Dewan juri yang hadir dan menilai pada kesempatan ini yaitu Ir. Irnanda Laksanawan MSc. Eng (MBM) PhD., DR. Eddy Iskandar, BSC, MSc Eng, Dr. Pandu Patriadi, SE, MBA, MH, DBA, Alan Yazid, BB, MBA dan Sofyan Rohidi, MBA.
Comments are closed.