Pertamina Semakin Fokus dan Intensif Kembangkan Inisiatif Program Transisi Eenergi
Jakarta, Businessnews.co.id – PT Pertamina (Persero) semakin intensif mengembangkan program transisi energi sebagai prioritas utama untuk mencapai ketahanan energi nasional, aksesibilitas, keterjangkauan, penerimaan oleh masyarakat, dan keberlanjutan.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyatakan bahwa dalam rangka menjaga ketahanan energi dan memastikan harga yang terjangkau, Pertamina mengadopsi strategi untuk tetap mempertahankan bisnis minyak dan gas, sambil terus mengeksplorasi potensi energi terbarukan.
“Untuk mengurangi emisi, Pertamina melakukan dekarbonisasi dalam kegiatan operasional untuk memastikan bahwa dalam jangka pendek, transisi energi tidak akan mengganggu ketahanan energi. Namun di sisi lain, kita masih bisa mencapai target pengurangan emisi karbon,” ungkap Nicke dalam forum Leadership Dialogue Energi Asia, seperti dikutip dari Antara, Selasa (04/06/2023).
Selain itu, Pertamina juga sedang membangun dan memperkuat infrastruktur gas di seluruh rangkaian nilai dari tahap ekplorasi hingga distribusi, sesuai dengan tujuan pemerintah yang bertujuan untuk secara bertahap meningkatkan kontribusi gas dalam campuran energi. Dengan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, pengembangan infrastruktur gas diharapkan dapat meningkatkan akses bagi seluruh penduduk.
Oleh karena itu, percepatan transisi energi di Indonesia tidak hanya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk mencapai ketahanan energi yang lebih baik.
Di era transisi energi, negara-negara di Asia Selatan termasuk Indonesia memiliki peluang besar karena dikaruniai alam dengan sumber energi primer hijau yang melimpah. Nicke mengatakan sumber daya ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ekosistem bisnis rendah karbon.
Untuk mewujudkan itu, Pertamina telah mengalokasikan 15 persen dari total belanja modal untuk pengembangan portofolio bisnis rendah karbon/hijau, jauh lebih tinggi dari rata-rata perusahaan energi lainnya.
Beberapa inisiatif yang telah dan akan terus dilaksanakan Perseroan antara lain dekarbonisasi dan efisiensi energi yang telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 31 persen serta implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan injeksi C02 perdana di Lapangan Pertamina EP Jatibarang, Kemudian, mengembangkan kilang hijau, pengembangan energi geothermal yang saat ini telah mencapai kapasitas terpasang sebesar 1.877 megawatt, memproduksi biodiesel, dan lain-lain.
Ia menyampaikan bahwa Pertamina juga melibatkan masyarakat dengan mengembangkan Desa Mandiri Energi di 47 Desa di Indonesia karena Perseroan tidak bisa melakukannya sendiri.
“Oleh karena itu, kami membuka diri untuk kolaborasi global bersama seluruh peneliti, penemu dan para ahli dari universitas dan akademisi, perusahaan, kementerian, hingga masyarakat melalui UMKM,” tambahnya.
Pertamina berharap bahwa kolaborasi ini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk-produk lokal, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akan mengalami peningkatan dalam penjualan dan pendapatan mereka.
Direktur Utama Pertamina juga meyakini bahwa kerja sama ini akan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dan secara keseluruhan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Emisi Nol Bersih pada tahun 2060 dan terus mendorong program-program yang secara langsung berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Semua upaya ini sejalan dengan penerapan prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) di semua aspek bisnis dan operasi Pertamina.
Comments are closed.