Dukung Implementasi GCG, PT Bukit Asam Luncurkan Pelbagai Terobosan TI
BusinessNews Indonesia – Selama beberapa tahun terakhir, pencapaian hasil penilaian (assessment) dan pencapaian hasil evaluasi (review) Good Corporate Governance (GCG) PT Bukit Asam dinilai sangat bagus (very good). Hal itu karena didukung dengan pelbagai terobosan dan inovasi teknologi informasi (TI) dalam membangun sistem Governance, Risk and Compliance (GRC) di perusahaan.
Hal itu disampaikan langsung oleh Senior Manager of Risk Management PT Bukit Asam Andri Mahendra dalam acara Penjurian GRC and Performance Excellence Award 2020 yang diselenggarakan oleh Majalah BusinessNews Indonesia secara online melalui aplikasi Zoom. “Dalam mendukung proses GRC di perusahaan kami, teknologi informasi (TI) memiliki peran penting dalam membangun sistem GRC”, kata Andri dalam paparannya yang berjudul ”Dukungan TI terhadap Implementasi GRC” pada hari Jumat, 24/07/2020.
Dalam Presentasinya, Andri menjelaskan bahwa dukungan TI terhadap implementasi GRC Bukit Asam ini didukung oleh beberapa aplikasi yang mengatur sistem dalam manajemen risiko, permit dan regulation serta sistem lainnya. Aplikasi yang mendukung sistem GRC tersebut berupa Aplikasi Knowledge Management, E-Assessment, Manajemen Risiko, E-Annual Safety Inspection (e-ASI), Ellipse, Si Absen, Perencanaan Renling, e-Procurement, e-BSC, e- CSR, e-Lingkungan, Corporate Executive Information System (C-EIS), ECMS, Sistem Manajemen Energi, Service Disk TI, Media Kanal Email, serta Aplikasi CISEA untuk melakukan sosialisasi nilai.
Maka wajar semenjak tahun 2014, pencapaian hasil penilaian (assessment) GCG Bukit Asam oleh pihak eksternal yaitu PT Netriva mencapai 91,60 dengan kategori sangat baik (very good), tahun 2016 oleh PT Sinergi Daya Prima mencapai 88,66 (very good), dan tahun 2018 oleh PT Sinergi Daya Prima mencapai 91,12 (very good). Adapun pencapaian hasil evaluasi (review) GCG Bukit Asam oleh internal perusahaan di tahun 2013 mencapai 91,61, tahun 2015 mencapai 92,53, tahun 2017 mencapai 90,88, dan tahun 2019 mencapai 97,50 dengan masing-masing kategori tiap tahunnya dinilai sangat baik (very good).
Tidak hanya itu, dalam tiap tahunnya penilaian dan evaluasi good corporate governance (GCG) Bukit Asam juga dilakukan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan majalah SWA dengan predikat sangat terpercaya (most trusted). Ini dapat dibuktikan dengan nilai fantastis yang mencapai 85,56 di tahun 2017, 86,10 di tahun 2018 dan 87,05 di tahun 2019. Atas hasil implementasi GCG tersebut, anak perusahaan Inalum yang berfokus pada pertambangan batu bara ini mencatatkan nilai gemilang untuk KPKU sebesar 618 dengan predikat Emerging Industry Leader.
Kemudian dalam segmen tanya jawab penjurian, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Bukit Asam Joko Pramono menjelaskan bahwa Risk Maturity Level (Internal Assessment) yang dilakukan di Bukit Asam saat ini menggunakan Metode dari RIMS (The Risk Management Society) yang terdiri dari 7 atribut, 25 sukses faktor/Competency Drivers dan 68 indikator pendukung ERM.
Joko juga menjelaskan bahwa Aspek Maturitas tersebut dibagi menjadi 3 dimensi yaitu; Pertama Capability dengan nilai 4,31 dari skala 5. Kedua Proaktif dengan nilai 3,83 dari skala 5. Dan Ketiga Coverage dengan nilai 4,03 dari skala 5. Oleh karena itu secara keseluruhan, nilai maturitas risiko di PTBA (Three Lines of Defence) mendapatkan nilai 4,06 dari skala 5. Penerapan Manajemen Risiko di PTBA tersebut mengadopsi konsep Three Lines of Defence yang berupa; lini pertahanan pertama adalah satuan kerja, lini pertahanan kedua adalah fungsi Manajemen Risiko, dan lini pertahanan ketiga adalah Fungsi Internal Audit.
“Rule model seperti ini bisa dikendalikan dengan baik. Karena manjemen resiko (risk) semuanya sudah berbasis IT, dan sangat membantu perusahaan khususnya dalam kondisi covid-19 ini”, tegas Joko. (RB)
Comments are closed.