Rupiah Melemah Dipicu Sentimen The Fed dan Inflasi Domestik
Jakarta, Businessnews.co.id – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (5/7/2022) ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.992 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.972 per dolar AS.
Pada pagi hari rupiah dibuka melemah ke posisi Rp14.972 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.971 per dolar AS hingga Rp15.004 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp14.990 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.960 per dolar AS.
Pelemahan rupiah dipicu sentimen kenaikan suku bunga The Fed dan inflasi domestik. Menurut Analis DCFX Futures, Lukman Leong pelemahan rupiah sangat fundamental mengingat perkembangan global di mana bank sentral dunia berlomba-lomba menaikkan suku bunga, terutama bank sentral AS The Fed.
“Ini membuat rupiah menjadi mata uang yang kurang menarik,” ujar Lukman, dikutip dari Antara.
Dari sentimen domestik, tekanan untuk menaikkan suku bunga semakin besar setelah data inflasi menunjukkan angka di atas 4 persen. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2022 sebesar 0,61 persen (mom) atau 4,35 persen (yoy), tertinggi sejak 2017.
“Hal ini dikhawatirkan bisa membebani prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kenaikan kasus COVID-19 dan PPKM yang dinaikkan ke level dua juga turut menekan rupiah belakangan ini,” ujar Lukman.
Di lain sisi, dolar AS terus menguat jelang pertemuan bank sentral pada tengah pekan ini.
“USD semakin di atas angin minggu ini dengan pelaku pasar mengantisipasi kembali statement “hawkish” dari The Fed pada risalah pertemuan besok Rabu serta data tenaga kerja NFP pada hari Jumat,” ujar Lukman.
Baca Juga: Rupiah Melemah di Tengah Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi
Comments are closed.