NCC 2024

Ekonomi Jatim Melesat Lampaui Nasional

BusisnessNewsIndonesia – Dalam keterangan yang disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa klaim pertumbuhan ekonomi Jatim lampaui nasional pada tahun anggaran 2019. Selain itu, Khofifah juga menyebut angka kemiskinan di Jatim mengalami penurunan. Demikian yang disampaikan Khofifah dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) 2019, kepada DPRD Jatim dalam rapat Paripurna di DPRD Jatim, Surabaya, Senin, 13 April 2020.

Dalam penjelasannya, Khofifah mengatakan pendapatan daerah Pemprov Jatim sebesar Rp33,42 triliun, dan terealisasi 100,08 persen atau sebesar Rp33,45 triliun. Lalu, belanja daerah yang direalisasikan sebesar Rp34 triliun atau sebesar 89,48 persen dari rencana sebesar Rp38 triliun.

“Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah sebesar Rp19,32 triliun, dana perimbangan sebesar Rp17,94 triliun, dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp186,39 miliar,” ujar Khofifah.

Adapun pertumbuhan ekonomi Jatim, kata Khofifah, selama kurun waktu 2019 melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, yakni di angka 5,52 persen. Sementara itu, pertumbuhan nasional Indonesia berada di kisaran 5,02 persen.

Sementara capaian PDRB per kapita 2019 juga meningkat sebesar 6,89 persen, dari Rp55,43 juta di 2018 menjadi Rp59,25 juta di 2019. Artinya, secara rerata tingkat kesejahteraan masyarakat Jatim juga mengalami peningkatan.

Kinerja perekonomian yang membaik tersebut, lanjut Khofifah, diiringi kinerja inflasi 2019 yang cukup terkendali. Laju inflasi tahun kalender sampai dengan Desember 2019 mencapai 2,12 persen, lebih rendah dibanding inflasi tahun kalender Desember 2018 sebesar 2,86 persen.

“Dibanding provinsi lain di Pulau Jawa, laju inflasi di Jatim adalah yang paling rendah. Jika dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 2,72 persen,” terangnya.

Di hadapan para anggota dewan, Khofifah juga menyampaikan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim, selama tiga tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan, yaitu masing-masing 70,27 di 2017, 2018 sebesar 70,77, dan terus meningkat mencapai 71,50 pada 2019.

“Yang membanggakan, capaian 2019 tumbuh sebesar 1,03 persen, tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan pada tujuh tahun terakhir (2013-2019) sebesar 0,99 persen,” katanya.

Sementara terkait presentase penduduk miskin di Jatim pada September 2019 mencapai sebesar 10,20 persen, menurun sebesar 0,65 persen dibanding September 2018 sebesar 10,85 persen.

Secara absolut jumlah penduduk miskin Jatim pada September 2019 sebesar 4.056.000 jiwa, menurun sebesar 236,15 ribu jiwa dibanding September 2018 sebesar 4.292.150 jiwa.

Dalam hal capaian Indeks Gini, Jatim berada diangka 0,364, turun sebesar 0,007 poin dibandingkan 2018 sebesar 0,371, dan merupakan capaian terendah dalam kurun waktu enam tahun (2013-2018). Artinya ketimpangan di Jatim makin sempit.

“Penurunan penduduk miskin 2019 ini adalah terbesar sejak 2013, serta memberikan kontribusi sebesar 26,57 persen terhadap penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional,” pungkasnya. (RB)

Comments are closed.